Pembangunan fisik dimulai setelah penandatanganan kontrak pada 22 Maret 2017, dengan nilai proyek sebesar Rp9,98 miliar yang bersumber dari APBD Kota Tomohon tahun anggaran 2017.

Luas bangunan mencapai 625 meter persegi, ditambah taman seluas 500 meter persegi di sampingnya.

Tujuan awal pembangunan menara adalah memperkuat identitas Kota Tomohon sebagai kota reliji, meningkatkan daya saing pariwisata, dan menciptakan ruang publik yang representatif di jantung kota.

Lokasi menara pun berdekatan dengan Gereja GMIM Sion Tomohon, situs bersejarah tempat Presiden Soekarno pernah hadir dalam kegiatan keagamaan.

Namun saat ini, tujuan mulia itu mulai pudar. Kurangnya perhatian dan tidak adanya perawatan rutin membuat kondisi menara memicu kritik publik.

Beberapa pihak mendesak Pemerintah Kota Tomohon untuk segera melakukan renovasi dan revitalisasi agar fungsi estetika dan simboliknya tidak hilang begitu saja.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemkot Tomohon terkait agenda pemeliharaan atau program perbaikan struktur menara Alva Omega.

Menara Alva Omega semestinya menjadi simbol kejayaan pembangunan dan semangat religius Kota Tomohon.

Namun jika terus dibiarkan rusak tanpa perawatan, maka bukan hanya estetika kota yang terganggu, tetapi juga nilai historis dan religius yang terkikis perlahan.

[**/ARP]