TOMOHON, PRONews5.com– Menara Alva Omega, ikon religius dan kebanggaan Kota Tomohon, kini tampak memprihatinkan. Bangunan menjulang setinggi 46 meter yang berdiri di pusat kota itu terlihat kusam, cat mengelupas, dan bagian strukturnya tak lagi terawat.

Harapan besar agar menara ini menjadi landmark wisata dan religi kini tinggal kenangan.

Pantauan PRONews5.com pada Jumat (13/6/2025), kondisi fisik menara tampak memudar. Jaring pelindung rusak, dinding pudar dan berlumut, serta tangga menuju bagian atas mulai menunjukkan tanda-tanda pelapukan.

Sejumlah warga yang melintas pun menyampaikan keprihatinan atas pembiaran ikon kota ini.

“Sayang sekali, dulunya ini bangunan kebanggaan warga Tomohon. Tapi sekarang seperti bangunan terbengkalai. Harusnya pemerintah rutin merawat,” ujar Josis Ngantung, tokoh masyarakat Tomohon.

Menara ini berdiri tepat di samping Pos Polisi Lalu Lintas Tomohon, kawasan strategis yang menjadi pusat aktivitas masyarakat.

Selain sebagai simbol keagamaan yang menggambarkan karakter religius warga Tomohon, menara juga dirancang sebagai daya tarik wisata dan ruang publik.

Menara Alva Omega dibangun pada masa pemerintahan Wali Kota Jimmy Feidie Eman, SE Ak dan Wakil Wali Kota Syerly Adelyn Sompotan (EMAS).

Diresmikan pada 20 Februari 2018, tepat dua tahun masa kepemimpinan keduanya, menara ini menjadi bagian dari program jangka panjang “Dedicated EMAS” yang salah satu visinya adalah Mengubah Wajah Kota.

Pembangunan fisik dimulai setelah penandatanganan kontrak pada 22 Maret 2017, dengan nilai proyek sebesar Rp9,98 miliar yang bersumber dari APBD Kota Tomohon tahun anggaran 2017.

Luas bangunan mencapai 625 meter persegi, ditambah taman seluas 500 meter persegi di sampingnya.

Tujuan awal pembangunan menara adalah memperkuat identitas Kota Tomohon sebagai kota reliji, meningkatkan daya saing pariwisata, dan menciptakan ruang publik yang representatif di jantung kota.

Lokasi menara pun berdekatan dengan Gereja GMIM Sion Tomohon, situs bersejarah tempat Presiden Soekarno pernah hadir dalam kegiatan keagamaan.

Namun saat ini, tujuan mulia itu mulai pudar. Kurangnya perhatian dan tidak adanya perawatan rutin membuat kondisi menara memicu kritik publik.

Beberapa pihak mendesak Pemerintah Kota Tomohon untuk segera melakukan renovasi dan revitalisasi agar fungsi estetika dan simboliknya tidak hilang begitu saja.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemkot Tomohon terkait agenda pemeliharaan atau program perbaikan struktur menara Alva Omega.

Menara Alva Omega semestinya menjadi simbol kejayaan pembangunan dan semangat religius Kota Tomohon.

Namun jika terus dibiarkan rusak tanpa perawatan, maka bukan hanya estetika kota yang terganggu, tetapi juga nilai historis dan religius yang terkikis perlahan.

[**/ARP]