MANADO, PRONews5.com – Ancaman verbal melalui pesan suara WhatsApp diduga dilayangkan oleh seseorang yang mengaku sebagai Direktur PT Eskael/Eskaes kepada aktivis Sulawesi Utara, Allan Berty Lumempouw, usai mengungkap dugaan penyimpangan penyaluran BBM bersubsidi jenis solar ke perusahaan tambang dan industri.

Rekaman suara yang diterima Allan itu berisi intimidasi bernada tinggi dan mencoba membungkam aktivitas advokasi yang dilakukannya.

“Kamu belum kenal siapa saya. Jaringan saya banyak — wartawan, LSM, bahkan sampai Jakarta. Kamu ini di Sulut tidak ada apa-apanya,” demikian suara dalam rekaman yang diklaim berasal dari pihak PT Eskael/Eskaes.

Ancaman ini muncul setelah Allan mempublikasikan dugaan penyelewengan distribusi solar subsidi dari SPBU ke kapal-kapal tangki (jenis SPOB), yang diduga kuat digunakan oleh sejumlah perusahaan industri di Kota Bitung dan sekitarnya.

Menurut Allan, krisis kelangkaan solar yang melanda Sulut belakangan ini tidak lepas dari praktik mafia BBM yang secara sistematis menyedot pasokan subsidi untuk dijual dengan harga industri.

“Solar dibeli dari SPBU seharga Rp6.800 per liter, lalu dijual ke industri sekitar Rp9.000 per liter.

Rutenya dikemas rapi melalui kapal SPOB, salah satunya milik PT Eskael/Eskaes. Ini kejahatan terstruktur yang merugikan masyarakat kecil,” tegas Ketua Umum OKLBI (Ormas Kristen Laskar Benteng Indonesia) itu.

Allan menyebut pengangkutan solar diduga terjadi hingga tiga kali dalam sebulan dengan volume mencapai 300–500 kiloliter per pengiriman.

Allan menduga praktik ini dibiarkan karena adanya keterlibatan oknum aparat yang membekingi mafia BBM.

“Sudah bertahun-tahun isu ini kami suarakan. Namun selalu kandas tanpa tindak lanjut yang jelas,” katanya Sabtu, (21/6/2025).

Ia pun meminta Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI untuk segera turun tangan.

“Kalau negara diam, rakyat makin menderita. Solar subsidi itu hak rakyat kecil, bukan segelintir elite yang dibekingi kekuasaan,” serunya.

Ia juga mendesak Polda Sulut, Polairud, TNI AL, Bakamla, serta Syahbandar/KSOP untuk segera menindaklanjuti temuan ini secara serius.

Ancaman yang dialami Allan memantik keprihatinan sejumlah aktivis di Sulut. Mereka menilai ancaman ini sangat serius, terlebih pelaku mengaku memiliki jaringan kuat.

“Bung Allan harus segera melapor ke polisi. Untuk sementara jangan dulu keluar rumah kalau tidak dikawal aparat. Ini ancaman nyata, bukan main-main,” ujar salah satu aktivis.

Hingga berita ini ditayangkan, redaksi PRONews5.com belum menerima tanggapan atau klarifikasi dari pihak PT Eskael/Eskaes maupun institusi yang disebut. Upaya konfirmasi masih terus dilakukan.

[**/ARP]