Allan menyebut pengangkutan solar diduga terjadi hingga tiga kali dalam sebulan dengan volume mencapai 300–500 kiloliter per pengiriman.
Allan menduga praktik ini dibiarkan karena adanya keterlibatan oknum aparat yang membekingi mafia BBM.
“Sudah bertahun-tahun isu ini kami suarakan. Namun selalu kandas tanpa tindak lanjut yang jelas,” katanya Sabtu, (21/6/2025).
Ia pun meminta Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI untuk segera turun tangan.
“Kalau negara diam, rakyat makin menderita. Solar subsidi itu hak rakyat kecil, bukan segelintir elite yang dibekingi kekuasaan,” serunya.
Ia juga mendesak Polda Sulut, Polairud, TNI AL, Bakamla, serta Syahbandar/KSOP untuk segera menindaklanjuti temuan ini secara serius.
Ancaman yang dialami Allan memantik keprihatinan sejumlah aktivis di Sulut. Mereka menilai ancaman ini sangat serius, terlebih pelaku mengaku memiliki jaringan kuat.
“Bung Allan harus segera melapor ke polisi. Untuk sementara jangan dulu keluar rumah kalau tidak dikawal aparat. Ini ancaman nyata, bukan main-main,” ujar salah satu aktivis.
Hingga berita ini ditayangkan, redaksi PRONews5.com belum menerima tanggapan atau klarifikasi dari pihak PT Eskael/Eskaes maupun institusi yang disebut. Upaya konfirmasi masih terus dilakukan.
[**/ARP]