PRONEWS|TOMOHON- Kerusakan parah pada ruas jalan yang menghubungkan Tomohon dan Tanawangko, terutama di Jembatan Jalan Permesta Kolongan dan jalan depan kubur tua Kelurahan Kamasi, memicu kemarahan publik.
Selama lebih dari satu tahun, jalan tersebut belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Kondisi Jalan yang Membahayakan
Lubang-lubang besar dengan kedalaman hingga 5 sentimeter menghiasi permukaan jalan, memaksa para pengguna jalan untuk melintas dengan sangat hati-hati.
Saat hujan turun, genangan air semakin menyulitkan pengendara untuk mengenali titik-titik rawan, sehingga risiko kecelakaan meningkat.
“Jalan ini sudah seperti jebakan maut. Hampir setiap hari ada yang menjadi korban, terutama pengendara sepeda motor dan anak-anak sekolah,” ujar Israel dan Awi, warga Kolongan Satu yang rutin melintasi jalan tersebut.
Desakan kepada Dinas PUPR Sulut
Warga terus mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sulut untuk segera memperbaiki ruas jalan ini.
Tak hanya itu, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey juga diminta turun tangan langsung untuk melihat kondisi di lapangan.
Kepala Dinas PUPR Sulut, Deicy Paath, ST, MT, menjadi sorotan publik lantaran dianggap lamban dalam menangani kerusakan jalan.
Hingga berita ini diterbitkan, Deicy belum memberikan tanggapan meski sudah dihubungi melalui pesan teks.
Kemarahan Warga di Media Sosial
Kemarahan warga juga meluas ke media sosial, di mana berbagai komentar pedas dilontarkan.
Seorang pengguna Facebook, Letim Jeremia, menyamakan jalan tersebut dengan “kuala kering,” menandai kondisi yang memprihatinkan.
“Pejabat mungkin suka jalan rusak karena hobi off-road,” sindir Arter Johan.
Komentar lainnya dari akun Riffki Pondaag mengeluhkan kerusakan pada mobilnya akibat sering kandas di jalan itu.
Tokoh masyarakat Tomohon, Josis Ngantung, menegaskan perlunya penyelidikan terkait kualitas jalan dan alokasi anggaran pemeliharaannya.
“Apakah kualitas aspalnya buruk atau pengerjaannya asal jadi? Tolong Pak Kapolres usut tuntas ini,” ujarnya tegas.
Josis juga meminta wakil rakyat di DPRD Provinsi Sulut, khususnya dari dapil Tomohon-Minahasa, untuk ikut memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Jangan tunggu ada korban jiwa baru bertindak!” katanya.
Pantauan ProNews pada Selasa (14/1/2024), para pengendara, termasuk yang mengantar anak ke sekolah, tampak berhati-hati dan harus antre untuk melewati jalan tersebut.
Situasi ini dinilai sangat berbahaya karena nyawa pengguna jalan menjadi taruhan setiap kali melintas.
Masyarakat berharap pihak berwenang segera merespons keluhan ini sebelum korban jiwa bertambah.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas PUPR Sulut, Deicy Paath, belum memberikan tanggapan terkait keluhan masyarakat. Konfirmasi yang dikirimkan melalui pesan teks WhatsApp hanya dibaca tanpa balasan.
[**/ARP]