LANGOWAN, PRONews5 com Ribuan pelajar di wilayah Langowan Raya, Kabupaten Minahasa, menerima makanan sehat bergizi gratis dalam program nasional pemenuhan gizi anak sekolah yang dilaksanakan pagi ini.

Kegiatan dipusatkan di Dapur Sehat Koperasi Cahaya Nusantara Langowan, Desa Toraget, dan dimulai sejak pukul 08.00 WITA dengan pengamanan ketat dari Polsek Langowan Barat.

Sebanyak 250 porsi sarapan dibagikan kepada anak-anak taman kanak-kanak dan kelompok bermain, sedangkan 2.024 porsi makan siang disalurkan ke siswa SD hingga SMP, dengan SMPN 1 Langowan Tounelet menerima alokasi terbanyak yaitu 799 porsi.

Program ini merupakan bagian dari kebijakan strategis pemerintah pusat yang merujuk langsung pada data DAPODIK Kementerian Pendidikan Nasional sebagai dasar distribusi.

Data ini digunakan untuk memastikan jumlah makanan yang dikirim sesuai dengan kebutuhan aktual masing-masing satuan pendidikan.

Namun, pelaksanaan di lapangan menghadapi tantangan logistik. Keterbatasan armada distribusi menyebabkan beberapa pengiriman makanan mengalami keterlambatan.

Meskipun demikian, berkat kecepatan respons tim Dapur Sehat dan pengawasan langsung aparat Polsek Langowan Barat, makanan tetap tersampaikan dengan baik ke seluruh titik distribusi.

“Kami berupaya semaksimal mungkin agar anak-anak tetap menerima makanan sehat meskipun ada kendala di lapangan,” ujar seorang anggota tim distribusi dari Koperasi Cahaya Nusantara, Jumat (16/5/2025).

Hingga pukul 11.00 WITA, kegiatan ditutup dalam suasana tertib dan aman. Kehadiran aparat kepolisian sangat dirasakan manfaatnya dalam menjangkau sekolah-sekolah yang berada di daerah pelosok.

Pelaksanaan di Langowan menjadi percontohan nasional atas kolaborasi lintas sektor: antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, koperasi lokal, dan aparat keamanan, dalam satu visi besar: menciptakan generasi sehat dan bergizi.

Harapannya, kegiatan ini menjadi langkah awal yang berkelanjutan dan menjangkau seluruh pelosok Minahasa, bahkan Indonesia. Pemerataan akses gizi anak bukan hanya tentang makanan, tetapi soal masa depan bangsa.

[**/ARP]