MINAHASA, PRONews5.com– Wakil Bupati Minahasa sekaligus Ketua Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Vanda Sarundajang, membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) FKUB Kabupaten Minahasa di GMIM Imanuel Paslaten, Kecamatan Kakas, Selasa (27/5).

Dalam pertemuan strategis ini, ia menegaskan bahwa toleransi antar umat beragama harus menjadi benteng utama menghadapi dinamika sosial yang semakin kompleks.

Vanda Sarundajang menekankan peran vital FKUB sebagai mitra pemerintah dalam menjaga harmoni dan memperkuat kerukunan lintas agama di tengah masyarakat yang majemuk. “FKUB harus menjadi ruang dialog, bukan arena konflik,” tegasnya dalam sambutan pembuka.

Pertemuan Rakorev ini tidak sekadar seremonial. Vanda Sarundajang meminta forum ini menjadi momentum evaluasi kinerja, sekaligus menyusun langkah strategis menghadapi potensi gesekan sosial yang dapat dipicu oleh misinformasi, intoleransi, maupun provokasi di ruang digital.

Rakorev dihadiri oleh jajaran pengurus FKUB Minahasa, termasuk Wakil Ketua FKUB Pdt. Welly Pondaag, S.Th., serta sejumlah pejabat daerah seperti Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs. Riviva Maringka, Kepala Badan Kesbangpol Ir. Jani Moniung, dan Plt. Camat Kakas Rita Maindoka, S.H.

Dalam paparannya, Sarundajang menggarisbawahi bahwa meskipun secara umum hubungan antar umat beragama di Minahasa berjalan harmonis, tantangan tetap ada. “Dinamika sosial memaksa kita untuk terus adaptif. Kita tidak bisa hanya berpuas diri dengan keadaan saat ini,” ujarnya.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun sistem deteksi dini dan komunikasi aktif agar potensi konflik dapat dicegah sedini mungkin. FKUB diminta untuk lebih proaktif dalam membangun narasi kerukunan dan menghadirkan ruang dialog di tengah masyarakat.

Menariknya, dalam forum tersebut, Wabup Vasung juga menyinggung bencana banjir yang melanda sejumlah kawasan pesisir Danau Tondano. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah telah menurunkan tim penanggulangan serta menyalurkan bantuan sosial dan layanan kesehatan bagi warga terdampak.

“Kami tidak tinggal diam. Kami bergerak cepat, dan kami butuh dukungan semua pihak. Ini bukan hanya soal logistik, tapi soal solidaritas sosial,” ujarnya penuh ketegasan.

Rakorev FKUB tahun ini menjadi refleksi penting di tengah dua isu besar: toleransi antar umat dan penanganan bencana alam. Keduanya memerlukan pendekatan kolaboratif dan kepemimpinan yang inklusif.

Vanda Sarundajang, mewakili Bupati Minahasa Robby Dondokambey, mengapresiasi kontribusi aktif FKUB selama ini. Ia berharap forum ini terus menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni keberagaman, sekaligus menjadi kekuatan moral dalam menghadapi tantangan sosial dan bencana yang datang silih berganti.

Rakorev FKUB Minahasa 2025 menunjukkan bahwa toleransi dan kemanusiaan bukanlah agenda musiman. Di tengah ancaman krisis sosial dan ekologis, pemimpin daerah seperti Vanda Sarundajang mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi Minahasa yang damai dan tangguh.

[**/ARP]