MANADO, PRONews5.com – Drama panas tengah bergulir di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara! Isu liar berhembus kencang: Plt Ketua PWI Sulut, Vanny Loupatty alias Maemossa, dikabarkan tumbang dan dilarikan ke rumah sakit akibat “pengkhianatan politik” dari Herman Marentek Cs. Tapi tunggu dulu… kabar itu ternyata zonk!

Dikonfirmasi media ini, Maemossa justru menyambut isu tersebut dengan gelak tawa.

Aduuh gawat! Saya ini sehat walafiat, bahkan sekarang lagi ngopi santai di Rumah Kopi Tower Tuminting bareng teman-teman. Malah tambah semangat, bukan jatuh sakit!” tegasnya, Senin (7/4/2025).

Isu Maemossa tumbang jelas-jelas ngaco. Yang benar, dia justru sedang menata ulang organisasi dan mempersiapkan PWI Sulut untuk jadi lebih bersih dan profesional. Ia pun menanggapi manuver Herman Marentek Cs dengan santai, tapi tajam.

Konsolidasi di Minsel itu memang terlalu buru-buru, tanpa pembekalan. Dan yang lebih lucu, KTA saudara kita Herman itu udah kadaluarsa! Masa mau pegang jabatan dengan kartu mati?” sindir Maemossa, sambil menyeruput kopinya.

Tak mau berlama-lama di drama internal, Maemossa langsung ambil tindakan. Ia menyatakan sudah mengajukan pembatalan SK untuk Herman Cs dan menyiapkan pengganti yang sah secara organisasi.

Tenang saja. Pengganti sudah ada, orang-orang yang lulus uji kompetensi. Kami main bersih, bukan asal tunjuk!” tegasnya lagi.

Sementara itu, Plt Sekretaris PWI Sulut Ardison Kalumata tak kalah sengit. Ia menyebut mundurnya Marentek Cs sebagai “pilihan cerdas”.

Daripada bikin drama di akhir, mending angkat kaki dari awal. Organisasi ini bukan panggung sinetron!” katanya dengan gaya lugas.

Ardison pun membuka fakta bahwa langkah pembersihan ini dilakukan berdasarkan SK resmi PWI Pusat Nomor 134-PGS/A/PP-PWI/II/2025.

SK itu memerintahkan PWI Sulut untuk konsolidasi ulang, verifikasi anggota, dan menggelar Konferensi Luar Biasa (KLB) dalam enam bulan ke depan.

Kami bekerja sesuai mandat. Bukan cuma bersih-bersih nama, tapi juga bersih-bersih struktur. Yang tak aktif, silakan mundur. Yang aktif, mari gaspol!” ujar Ardison, semangat.

SK yang ditandatangani petinggi PWI Pusat seperti Zulmansyah Sekedang, Mirza Zulhadi, dan Wina Armada Sukardi ini menjadi dasar kuat untuk membersihkan PWI Sulut dari oknum tak bertanggung jawab.

Menutup pernyataan mereka, Maemossa dan Ardison kompak mengajak seluruh anggota untuk kompak dan taat aturan.

Yang KTA-nya mati, ayo perpanjang. Jangan nanti datang KLB, ngaku anggota tapi KTA tinggal kenangan!” celetuk Maemossa, disambut tawa rekan-rekannya.

Satu hal yang pasti, Maemossa belum ke rumah sakit — dia justru sedang “merawat” PWI Sulut agar sembuh dari penyakit akut: politik internal yang kebablasan.

PWI Sulut kini bukan hanya bersih-bersih nama, tapi juga bersih-bersih gaya lama. Yang masih doyan drama, siap-siap diganti peran.

[**/ARP]