TOMOHON- Ambisi Pemerintah Kota Tomohon untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan menggelontorkan anggaran besar tampaknya belum memberikan hasil yang memuaskan.

Hingga belasan miliar rupiah telah dihabiskan untuk pembangunan berbagai objek wisata, namun daya tarik terhadap wisatawan dan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih jauh dari yang diharapkan.

Salah satu proyek besar yang mencuri perhatian adalah pembangunan objek wisata Air Panas Belerang, yang menelan biaya hingga Rp 6 miliar dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021.

Tidak berhenti di situ, anggaran tambahan sebesar Rp 359 juta dari tahun anggaran 2023 juga digunakan untuk membangun jalan akses menuju permandian air panas tersebut.

Meski begitu, objek wisata ini belum berhasil menarik pengunjung dalam jumlah signifikan, menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas investasi tersebut.

Selain itu, proyek peningkatan objek wisata air terjun Tekaan Telu yang juga dibiayai dari dana PEN dengan anggaran sebesar Rp 5,2 miliar pada tahun 2021, mengalami masalah serupa.

Meskipun memiliki potensi alam yang menjanjikan, air terjun ini masih sepi peminat. Keadaan ini memicu kekhawatiran bahwa anggaran besar yang telah dialokasikan mungkin tidak sebanding dengan manfaat yang diterima oleh masyarakat dan PAD.

Situasi ini menimbulkan berbagai spekulasi dan kritik terhadap efektivitas perencanaan serta pengelolaan anggaran oleh Pemkot Tomohon.

Banyak pihak mulai mempertanyakan strategi pengembangan pariwisata di Tomohon, mengingat sejumlah proyek besar tersebut belum memberikan dampak ekonomi yang diharapkan.

Tantangan besar kini menanti Walikota Tomohon, Caroll Senduk, untuk memastikan bahwa investasi besar yang telah dilakukan tidak menjadi sia-sia.

Diperlukan langkah-langkah konkret dan strategis untuk mengoptimalkan potensi wisata di Tomohon, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas dan benar-benar mampu menjadi sumber PAD yang signifikan.

[**/ARP]