MANADO, PRONews5.com — Ratusan sopir truk dari Bitung, Minahasa Utara, Tomohon, Minahasa, hingga Manado menggelar aksi demo besar di depan Kantor DPRD Sulut, Senin (29/9/2025).
Mereka menuntut Presiden Prabowo Subianto turun tangan mengatasi kelangkaan solar yang dinilai sudah masuk kategori darurat.
Aksi dimulai dari Jembatan Interchange Kairagi, Manado, lalu bergerak menuju pusat kota hingga gedung DPRD Sulut.
Massa menutup sebagian jalan, memicu kemacetan panjang di sejumlah titik utama Manado.
Dalam orasinya, sopir menuding pemerintah daerah, Pertamina, dan aparat penegak hukum (APH) gagal mengawasi distribusi BBM bersubsidi. Mereka menilai praktik mafia solar makin merajalela di Sulawesi Utara.
“Bapak Presiden Prabowo Subianto, tolong lia akang ngana pekampung. Solar so jadi barang langkah!!” demikian tulisan di salah satu baliho besar yang dibentangkan pendemo.
Menurut para sopir, solar di SPBU selalu habis dalam waktu singkat, sementara di pasar gelap justru mudah didapat dengan harga jauh lebih mahal.
Kondisi ini membuat ratusan kendaraan angkutan logistik terparkir berhari-hari tanpa bisa beroperasi.
“Kalau pemerintah dan polisi betul-betul mau tindak, pasti masalah ini selesai.
Tapi kenyataannya, yang menderita justru kita sopir,” kata seorang sopir asal Minahasa Utara.
Dampak kelangkaan solar kian meluas: sopir kehilangan pendapatan, distribusi barang tersendat, dan beban biaya hidup semakin menekan.
Para pendemo mendesak Presiden Prabowo segera memerintahkan aparat terkait untuk menindak mafia solar serta memastikan BBM subsidi tersedia merata di seluruh SPBU.
Hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung di depan DPRD Sulut.
Sopir mengancam akan melakukan aksi lanjutan dengan massa lebih besar jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
[**/DIO]