Kondisi ini membuat ratusan kendaraan angkutan logistik terparkir berhari-hari tanpa bisa beroperasi.
“Kalau pemerintah dan polisi betul-betul mau tindak, pasti masalah ini selesai.
Tapi kenyataannya, yang menderita justru kita sopir,” kata seorang sopir asal Minahasa Utara.
Dampak kelangkaan solar kian meluas: sopir kehilangan pendapatan, distribusi barang tersendat, dan beban biaya hidup semakin menekan.
Para pendemo mendesak Presiden Prabowo segera memerintahkan aparat terkait untuk menindak mafia solar serta memastikan BBM subsidi tersedia merata di seluruh SPBU.
Hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung di depan DPRD Sulut.
Sopir mengancam akan melakukan aksi lanjutan dengan massa lebih besar jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
[**/DIO]