MINAHASA- Kondisi Jalan Boulevard Tondano yang tertutup lumpur dan rumput liar akhirnya mendapat perhatian serius.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Minahasa, Daudson E.A. Rombon, S.T., langsung mengerahkan tim untuk membersihkan akses jalan tersebut, meskipun perawatan jalan seharusnya menjadi tanggung jawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulut yang dipimpin oleh Handiyana, S.T., M.T., M.Sc.
Aksi cepat Dinas PUPR Minahasa ini dilakukan setelah muncul banyak keluhan dari masyarakat terkait jalan yang semakin rusak akibat tersumbatnya saluran air.
Lumpur dan genangan yang dibiarkan terlalu lama menyebabkan kondisi jalan menjadi licin dan rawan kecelakaan.
“Pagi ini kami sudah menurunkan tim untuk membersihkan lokasi tersebut, termasuk mengangkat rumput dan lumpur yang menyumbat drainase,” ujar Daudson Rombon, Jumat (7/2/2025).
Langkah Dinas PUPR Minahasa ini mendapat apresiasi dari Noldi Lila, Ketua DPD Laskar Manguni Indonesia (LMI) Kabupaten Minahasa sekaligus tokoh masyarakat Minahasa.
Namun, ia menegaskan bahwa tanggung jawab utama bukan di tangan Dinas PUPR Minahasa, melainkan BPJN Sulut.
“Yang saya kritik bukan Kadis PUPR Minahasa, karena seharusnya ini adalah tanggung jawab BPJN Sulut.
Tapi malah Dinas PUPR Minahasa yang turun kerja bakti. Syukurlah kalau masih ada perhatian!” tegas Noldi Lila.
Ia juga menyoroti anggaran pemeliharaan jalan yang seharusnya digunakan untuk mencegah, merawat, dan memperbaiki kondisi jalan agar tetap berfungsi dengan baik.
“Ada ke mana ini anggaran pemeliharaan jalan? Jangan-jangan masuk kantong!” sentilnya dengan nada keras.
Banjir yang terjadi di Boulevard Tondano tidak hanya menghambat aktivitas masyarakat, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengendara motor.
“Jalan ini seperti kolam! Jangan-jangan sudah banyak ikan nike dan ikan payangka di dalamnya,” sindir sejumlah warga yang geram dengan lambannya penanganan.
Beberapa pengendara motor bahkan dikabarkan terpeleset akibat permukaan jalan yang licin, terutama pada malam hari.
Lebih lanjut, Noldi Lila menilai BPJN Sulut tidak serius dalam menangani persoalan infrastruktur di Minahasa, padahal Tondano merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Minahasa sekaligus kampung halaman Presiden Prabowo Subianto.
“Jangan-jangan BPJN Sulut memang tidak peduli dengan pembangunan di Minahasa.
Jika ini terus dibiarkan, bagaimana mungkin investor mau masuk? Jalan yang mirip danau di tengah kota ini tentu merusak citra daerah!” cetusnya.
Sorotan terhadap BPJN Sulut semakin tajam, mengingat tugas utama mereka adalah memastikan infrastruktur jalan nasional tetap dalam kondisi baik.
Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, maka bukan hanya masyarakat yang dirugikan, tetapi juga pemerintah daerah yang sedang berupaya menarik investasi dan meningkatkan pembangunan di Minahasa.
Kini, semua mata tertuju pada BPJN Sulut. Apakah mereka akan segera bertindak atau justru membiarkan Jalan Boulevard Tondano terus terendam dan menjadi “danau permanen” di jantung Minahasa?
Saat awak media mencoba mengonfirmasi masalah ini ke kantor BPJN Sulut di Jl. Raya Manado – Bitung, Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Jumat (7/2/2025), Kepala BPJN Sulut Handiyana tidak berada di kantor.
“Bos lagi keluar,” ujar salah satu staf piket di kantor tersebut.
Bahkan, ketika dihubungi melalui nomor telepon +62 812-231-** maupun WhatsApp, nomornya tidak aktif.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak BPJN Sulut terkait keluhan masyarakat ini.
Masyarakat berharap pemerintah pusat segera turun tangan untuk memastikan perbaikan akses Boulevard Tondano yang telah bertahun-tahun terabaikan.
[Bung: ARP]