Dari penelusuran sementara, pekerja mengaku sudah beberapa kali meminta kepastian pembayaran namun tidak pernah mendapat jawaban.
Pemilik toko material juga mengaku telah mengirim barang dalam jumlah besar tanpa pembayaran sejak awal proyek berjalan.
Warga menduga kontraktor tak memiliki kemampuan finansial memadai untuk menjalankan proyek negara senilai miliaran rupiah tersebut.
Situasi di lapangan kini terhenti total. Material terbengkalai, pekerja berhenti bekerja, dan warga menuntut pemerintah pusat turun tangan.
Mereka mendesak evaluasi menyeluruh terhadap kontraktor yang mengerjakan paket SPPG di Sulawesi Utara agar kejadian serupa tidak terulang.
PRONews5.com masih mencoba menghubungi pihak kontraktor dan instansi terkait untuk mendapatkan klarifikasi lanjutan mengenai dugaan macetnya pembayaran dan potensi pelanggaran dalam pelaksanaan proyek SPPG tersebut. (ARP)
Sebagai media independen, PRONews5.com berkomitmen menyajikan berita akurat dari lapangan. Jika di kemudian hari ditemukan kekeliruan penulisan atau data, redaksi akan melakukan revisi dan klarifikasi sesuai kaidah jurnalisme yang bertanggung jawab.

