Sebelumnya, Voucke dan Merson melakukan manuver liar dengan menggelar rapat virtual bersama 15 pengurus KSB, menolak SK PWI Pusat, dan menyebutnya sebagai “abal-abal”.
Tindakan ini disebut tidak hanya ilegal, tapi juga melawan konstitusi organisasi (AD/ART PWI).
Sumber internal PWI Pusat menyebut narasi liar tersebut digerakkan oleh oknum-oknum yang “pasang badan” demi mempertahankan pengaruh Voucke dan Merson.
Manuver itu dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap otoritas organisasi serta pengkhianatan terhadap etika jurnalistik.
“Ini bukan sekadar manuver, tapi sudah mencoreng integritas wartawan Sulut secara keseluruhan,” ungkap sumber terpercaya dari PWI Pusat.
Kecaman pun datang dari berbagai kalangan, termasuk wartawan senior seperti Jhon Waluyan dari Bolmong Raya, yang menyatakan siap pasang badan mengawal SK resmi PWI Pusat.
“Kami tidak akan diam melihat organisasi dibajak oleh ambisi pribadi. SK PWI Pusat itu sah dan wajib dihormati,” tandas Waluyan.
Kini, PWI Sulut di bawah kepemimpinan Vanny Loupatty tengah melakukan konsolidasi besar-besaran untuk merapatkan barisan dan memastikan organisasi kembali ke jalur profesional.
Maemossa mengajak seluruh anggota agar tidak mudah terhasut dan segera memperbarui KTA sebagai bentuk loyalitas terhadap organisasi.
“Ini saatnya kita bersatu jaga marwah PWI. Jangan biarkan segelintir oknum mempermainkan organisasi yang kita cintai ini,” pungkasnya.
[**/VIC]