MITRA, PRONews5.com– Sebuah insiden kekerasan yang menggegerkan publik terjadi di Desa Tumbak Madani, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara, pada Minggu, 1 Juni 2025.
Satu unit mobil Toyota Kijang Innova milik warga Lk. DR hangus dibakar.
Tak hanya itu, keluarga pemilik lahan pantai tersebut juga nyaris menjadi korban penyerangan brutal yang diduga dipicu oleh tindakan provokatif seorang oknum hukum tua desa setempat.
Peristiwa bermula saat oknum hukum tua mendatangi lahan milik Lk. DR yang terletak di pesisir pantai.
Menurut sejumlah warga saksi mata, lahan tersebut diketahui memiliki dokumen kepemilikan yang sah.
Namun kedatangan hukum tua itu disebut-sebut tidak membawa itikad baik.
Dengan nada tinggi dan sikap intervensif, oknum tersebut memicu adu mulut dengan pemilik lahan.
Situasi memanas ketika seorang ipar dari Lk. DR dikabarkan melayangkan satu pukulan ke wajah hukum tua tersebut.
Beberapa saat usai kejadian, oknum hukum tua itu diduga memprovokasi warga Desa Tumbak Madani.
Akibatnya, puluhan warga bergerak ke lokasi dan melakukan aksi penyerangan terhadap keluarga Lk. DR.
Satu unit mobil Kijang Innova dibakar, dan sempat terjadi kekerasan terhadap anggota keluarga Lk. DR.
Beruntung, dalam insiden itu tidak ada korban jiwa, meskipun trauma dan kerusakan materiil cukup besar.
“Tak hanya mobil yang dibakar, mereka juga menyerang keluarga Lk. DR. Syukurlah mereka semua selamat.
Tapi ini jelas sudah sangat keterlaluan,” ujar seorang warga yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada pernyataan resmi dari Polres Minahasa Tenggara terkait kejadian tersebut.
Begitu juga dari pihak hukum tua setempat, belum berhasil dikonfirmasi soal adanya tuduhan ini.
Upaya konfirmasi PRONews5.com kepada Kapolres Mitra dan oknum hukum tua terkait juga belum membuahkan hasil.
Masyarakat berharap pihak kepolisian segera menindak tegas para pelaku, termasuk mengusut keterlibatan oknum aparat desa yang justru diduga menjadi sumber konflik.
Aksi kekerasan yang terjadi di Tumbak Madani memicu kecaman luas dari masyarakat sipil, aktivis, hingga tokoh adat.
Banyak pihak menilai tindakan ini sebagai bentuk kegagalan aparat desa dalam menjaga stabilitas sosial, bahkan justru menjadi aktor penyulut konflik horizontal.
“Kami minta aparat penegak hukum jangan diam. Ini bukan sekadar pembakaran mobil, ini soal keadilan dan keselamatan warga sipil dari arogansi penguasa lokal,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.
[**/DIO]

