JAKARTA, PRONews5.com– Seorang perempuan menjadi korban dugaan ujaran kebencian setelah diteriaki “teroris” oleh seorang pria lanjut usia (lansia) di Halte TransJakarta Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis pagi (29/5/2025).
Aksi tersebut terekam kamera dan viral di media sosial, memicu kemarahan publik dan sorotan tajam terhadap keamanan ruang publik ibu kota.
Seorang pria tua terekam meneriaki seorang penumpang wanita dengan sebutan “teroris” di Halte TransJakarta Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (29/5).
Aksi yang direkam warga itu viral dan kini sedang diselidiki polisi setelah korban melapor dan menjalani visum.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit yang beredar luas pada Sabtu (31/5/2025), terlihat seorang pria berusia lanjut berbaju putih, membawa tas hijau, merekam seorang perempuan dan secara lantang berteriak “teroris”.
Korban yang tampak cemas dibantu oleh petugas TransJakarta untuk meninggalkan halte.
Narasi yang menyertai unggahan menyebutkan bahwa pelaku tidak mengenal korban, namun terus menunggunya di luar dan mengeluarkan ancaman verbal:
“Saya sumpahin kamu nggak bakal hidup,” ujar pria tersebut dalam rekaman.
Insiden itu langsung memicu reaksi publik, dengan banyak pihak menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk racial profiling dan kekerasan verbal terhadap perempuan di ruang publik.
Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang, membenarkan adanya laporan dari korban dan mengatakan penyelidikan sudah dimulai sejak Jumat (30/5).
“Dari kemarin kami sudah jemput bola. Korban sudah buat laporan, sudah dimintai keterangan dan sudah divisum,” jelas Reza, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, pihak kepolisian saat ini tengah memburu pria tersebut yang diduga tidak memiliki hubungan apapun dengan korban.
“Masih dicari. Tidak saling mengenal. Kami dalami sebagai dugaan tindak pidana ujaran kebencian atau perbuatan tidak menyenangkan,” katanya.
Kejadian ini kembali menyoroti lemahnya pengawasan terhadap ujaran kebencian di ruang publik, terutama yang dipicu oleh stereotip rasial atau agama.
Pakar sosiologi urban dari UI, Dr. Andika Rahman, menyebut insiden ini sebagai “fenomena everyday racism yang semakin terlihat di ruang-ruang publik terbuka.”
Ia menekankan pentingnya pelatihan anti-diskriminasi bagi petugas lapangan dan operator transportasi publik:
“Perempuan, apalagi yang tampil beda secara visual, sering menjadi sasaran. Negara tidak bisa lagi menutup mata,” ujarnya.
Polsek Grogol menyatakan pihaknya berkomitmen menuntaskan penyelidikan dan memproses pelaku sesuai hukum yang berlaku. Masyarakat diimbau segera melapor jika mengalami intimidasi serupa di fasilitas umum.
Sementara itu, TransJakarta menyatakan telah meningkatkan patroli petugas dan menyarankan korban kekerasan verbal untuk tidak ragu meminta bantuan kepada petugas halte.
[**/ML]