Truk-truk dari luar daerah menyerbu SPBU, membeli solar subsidi dalam jumlah besar, lalu menyalurkannya ke gudang-gudang rahasia.
Selisih harga antara solar subsidi dan non-subsidi menjadi ladang emas bagi mafia, sementara masyarakat kecil terus menjerit akibat kelangkaan dan kemacetan.
Jika kondisi ini dibiarkan, publik menilai negara hanya memberi ruang bagi mafia solar untuk tumbuh subur.
“Kalau Pertamina dan aparat serius, praktik ini bisa diberantas dalam hitungan hari. Tapi kalau terus dibiarkan, artinya ada pembiaran sistematis,” ujar seorang aktivis anti-korupsi di Tomohon.
[**/ARP]