TONDANO, PRONews5.com — Lintasan atletik di Stadion Universitas Negeri Manado (UNIMA) yang baru dibangun kini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Warga kampus dan netizen dibuat heran melihat permukaannya yang rusak parah dan menggelembung seperti tanah mendidih.
Fasilitas olahraga yang berada di kompleks Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMA, Tataaran Patar, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara itu tampak penuh tonjolan besar di berbagai sisi.
Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan lintasan berwarna merah tersebut berubah seperti “jalan bergelombang”, memicu dugaan kuat adanya pengerjaan asal-asalan.
Banyak warganet menyoroti lemahnya pengawasan proyek, apalagi fasilitas seperti ini biasanya dibiayai dengan dana negara bernilai miliaran rupiah.
“Kalau hasilnya begini, tapi sudah rusak seperti ini, publik berhak curiga,” tulis salah satu pengguna Facebook.
Aktivis anti korupsi Sulawesi Utara, Eddy Rompas dari Lembaga Investigasi Negara (LIN), menilai proyek tersebut perlu segera diaudit.
Ia mendesak Kejati Sulut dan Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek turun langsung menyelidiki proyek lintasan Stadion UNIMA.
“Harus dipastikan apakah pengerjaannya sesuai spesifikasi dan standar mutu,” tegas Rompas, Jumat (7/11/2025).
Sementara itu, sejumlah dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMA yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa lintasan atletik berbahan sintetis atau rubber track umumnya rusak karena beberapa faktor teknis.
Menurut mereka, jika lapisan dasarnya tidak padat, drainase buruk, atau pemasangan tidak sesuai standar IAAF, maka gelembung-gelembung seperti ini pasti muncul.
Kerusakan itu bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga menghambat kegiatan akademik dan latihan mahasiswa.
“Bagaimana bisa dipakai kalau begini? Dan bagaimana mau lahirkan atlet nasional kalau fasilitasnya rusak?” keluh salah satu mahasiswa olahraga.
Namun, seorang dosen lainnya menambahkan bahwa lintasan sintetis sebenarnya memiliki daya tahan tinggi jika dikerjakan dan dirawat sesuai standar.
“Lintasan atletik berbahan rubber track bisa bertahan antara 10 hingga 20 tahun dengan perawatan yang tepat,” ujarnya.
Ia menambahkan, daya tahan lintasan sangat bergantung pada kualitas bahan, perawatan rutin, intensitas penggunaan, dan kondisi cuaca.
“Kalau bahan dan pengikat poliuretan bagus serta perawatan dilakukan dengan baik, umur lintasan bisa panjang,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Universitas Negeri Manado (UNIMA) belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab rusaknya lintasan maupun siapa kontraktor pelaksana proyeknya. (VIC)
Sebagai media independen, PRONews5.com berkomitmen menyajikan berita akurat dari lapangan. Jika di kemudian hari ditemukan kekeliruan penulisan atau data, redaksi akan melakukan revisi dan klarifikasi sesuai kaidah jurnalisme yang bertanggung jawab.

