Sementara itu, sejumlah dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMA yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa lintasan atletik berbahan sintetis atau rubber track umumnya rusak karena beberapa faktor teknis.

Menurut mereka, jika lapisan dasarnya tidak padat, drainase buruk, atau pemasangan tidak sesuai standar IAAF, maka gelembung-gelembung seperti ini pasti muncul.

Kerusakan itu bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga menghambat kegiatan akademik dan latihan mahasiswa.

“Bagaimana bisa dipakai kalau begini? Dan bagaimana mau lahirkan atlet nasional kalau fasilitasnya rusak?” keluh salah satu mahasiswa olahraga.

Namun, seorang dosen lainnya menambahkan bahwa lintasan sintetis sebenarnya memiliki daya tahan tinggi jika dikerjakan dan dirawat sesuai standar.

“Lintasan atletik berbahan rubber track bisa bertahan antara 10 hingga 20 tahun dengan perawatan yang tepat,” ujarnya.

Ia menambahkan, daya tahan lintasan sangat bergantung pada kualitas bahan, perawatan rutin, intensitas penggunaan, dan kondisi cuaca.

“Kalau bahan dan pengikat poliuretan bagus serta perawatan dilakukan dengan baik, umur lintasan bisa panjang,” tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Universitas Negeri Manado (UNIMA) belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab rusaknya lintasan maupun siapa kontraktor pelaksana proyeknya. (VIC)

Sebagai media independen, PRONews5.com berkomitmen menyajikan berita akurat dari lapangan. Jika di kemudian hari ditemukan kekeliruan penulisan atau data, redaksi akan melakukan revisi dan klarifikasi sesuai kaidah jurnalisme yang bertanggung jawab.