“Yang dibutuhkan bukan sekadar pertemuan antar-komandan untuk mengumumkan bahwa situasi sudah kondusif.

Harus ada reformasi dalam kepatuhan terhadap disiplin bernegara dan berdemokrasi agar konflik serupa tidak terus berulang,” jelasnya.

Insiden penyerangan terhadap Polres Tarakan ini menjadi peringatan keras bahwa ketegangan antara TNI dan Polri masih menjadi bom waktu di lapangan.

Meskipun kedua institusi memiliki peran yang berbeda dalam menjaga keamanan negara, bentrokan semacam ini menunjukkan masih adanya rivalitas yang tidak terselesaikan.

Diperlukan langkah konkret untuk memastikan bahwa kasus ini tidak hanya selesai dengan pernyataan damai di tingkat pimpinan, tetapi juga diiringi dengan perbaikan sistem pengawasan, penguatan disiplin, serta pembentukan mekanisme penyelesaian konflik yang lebih efektif di antara aparat keamanan.

[**/IND]