TOMOHON- Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tomohon 2024, sejumlah tokoh masyarakat menyerukan agar warga Tomohon lebih bijak dalam menentukan pilihan dan tidak mudah terpengaruh oleh pencitraan politik.
Di antara tokoh yang mengeluarkan imbauan ini adalah Josis Ngantung dan Hanny Meruntu, dua figur berpengaruh di kota Tomohon.
Josis Ngantung menegaskan bahwa pencitraan sering kali menjadi alat politik yang dapat menyesatkan pemilih.
“Saat ini banyak calon yang menggunakan pencitraan untuk meraih simpati masyarakat. Namun, kita perlu lebih bijak.
Jangan mudah terbuai dengan janji atau penampilan luar saja, karena yang lebih penting adalah rekam jejak dan komitmen nyata dari para calon dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, kata Josis Ngantung, pada Jumat (4/10/2024).
Ngantung juga mengingatkan bahwa pemilih seharusnya melihat secara cermat bagaimana kontribusi dan integritas calon dalam jangka panjang, bukan hanya apa yang disajikan selama masa kampanye.
Menurutnya, di era informasi yang melimpah ini, masyarakat perlu selektif dalam menyaring informasi dan tetap kritis terhadap berbagai bentuk kampanye yang lebih fokus pada popularitas dibandingkan substansi.
“Kita harus sadar jika selama ini cara berpikir kita bisa dipengaruhi oleh media sosial.
Tanpa sikap kritis, informasi yang beredar bisa dengan mudah membelokkan persepsi kita,” tambah Ngantung.
Senada dengan Ngantung, Hanny Meruntu menyatakan bahwa Pilkada bukan hanya ajang kontestasi untuk meraih kekuasaan, melainkan momen penting untuk memastikan Tomohon dipimpin oleh sosok yang berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat.
“Pemimpin yang baik adalah mereka yang terbukti melalui tindakan nyata, bukan sekadar tampil di iklan atau baliho.
Kita perlu memilih calon yang memiliki moral, etika, dan rekam jejak yang jelas,” tegas Meruntu.
Meruntu juga menekankan bahwa pencitraan di era digital saat ini bisa dengan mudah dibentuk melalui media sosial dan media massa.
Oleh karena itu, penting bagi pemilih untuk lebih berhati-hati, memeriksa fakta, dan berdiskusi kritis agar tidak terjebak dalam citra semu yang sering kali tidak sesuai dengan kinerja sesungguhnya dari para calon.
Seruan dari Ngantung dan Meruntu ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat Tomohon agar lebih rasional dan berpikir jernih dalam menentukan pilihan di Pilkada 2024.
Pemimpin yang tepat tidak hanya akan menentukan masa depan Tomohon, tetapi juga kesejahteraan seluruh warganya.
Dengan adanya masukan dari para tokoh masyarakat ini, diharapkan Pilkada Tomohon 2024 dapat berlangsung secara cerdas dan berintegritas, di mana para pemilih memilih berdasarkan rekam jejak dan kinerja nyata, bukan sekadar janji atau pencitraan.
[**/ARP]