TOMOHON- Masyarakat Kelurahan Woloan Raya, Kecamatan Tomohon Barat, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), tengah dilanda keresahan akibat pembongkaran sebuah pekuburan tua yang dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir para leluhur mereka.
Kejadian ini telah memicu kemarahan warga, yang merasa tindakan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan mereka.
Mercys Loho, salah satu warga yang paling vokal, mengungkapkan kesedihannya atas insiden ini.
“Jangan korbankan torang pe leluhur punya peristirahatan terakhir,” ujarnya dengan nada tegas.
Loho juga menuntut pihak berwenang di Kelurahan Woloan untuk segera mengembalikan pekuburan tersebut ke kondisi semula.
“Tolong ini diatur dan dikembalikan seperti awal, jangan takut dengan penguasa, nanti torang yang mangada,” tegasnya.
Pembongkaran ini tidak hanya menjadi isu lokal, tetapi juga viral di media sosial. Erick A. A. Sumakud, melalui postingannya, mengkritik pemerintah Kelurahan Woloan II yang dianggap tidak peduli atas penggusuran kuburan tua ini.
“Sangat disayangkan dan miris,” tulis Sumakud.
Ia juga menyerukan adanya klarifikasi dari pihak terkait dan mengingatkan pentingnya menghormati tempat peristirahatan terakhir leluhur.
Sumakud bahkan mengancam akan membawa masalah ini ke jalur hukum jika tidak ada tindakan yang memadai.
“Sa zekan pandung nanti berjumpa di jalur hukum,” tegasnya, memperingatkan pihak berwenang untuk tidak memanfaatkan situasi ketika masyarakat sedang sibuk.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah setempat belum berhasil dikonfirmasi mengenai alasan dan proses pembongkaran pekuburan tua tersebut.
[**/ARP]