MANADO- Masa depan politik Billy Lombok, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara (Sulut), kini terancam pergantian antar waktu (PAW).
Isu PAW ini mencuat setelah sumber internal Fraksi Demokrat membocorkan informasi bahwa Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat berencana mengganti Lombok.
Hal ini disebabkan kegagalannya dalam mengamankan kursi Demokrat di alat kelengkapan dewan, membuat partai ini disebut-sebut sebagai “macan ompong” di DPRD Sulut.
“Demokrat memiliki 6 kursi di dewan, setara dengan Nasdem.
Bahkan, Demokrat unggul dalam perolehan suara pada Pemilu Legislatif, namun tidak ada satu pun kursi ketua komisi yang berhasil dikuasai oleh Fraksi Demokrat,” kata sumber tersebut.
Sebagai pimpinan dewan, Billy Lombok diharapkan dapat mengamankan posisi dan kepentingan Fraksi Demokrat, namun kenyataannya partai ini tidak memperoleh hasil yang signifikan, bahkan mendapatkan nol kursi ketua komisi.
Situasi ini memunculkan spekulasi bahwa Billy Lombok mungkin berkoalisi dengan fraksi-fraksi lain secara diam-diam.
Di sisi lain, kabar berkembang bahwa DPP telah menunjuk Royke Anter untuk menggantikan posisi Lombok sebagai Wakil Ketua DPRD Sulut.
Informasi ini menunjukkan adanya ketegangan internal di tubuh Partai Demokrat.
Sementara itu, isu PAW terhadap Ronald Sampel, yang sebelumnya terendus, dikabarkan telah dibatalkan oleh DPP.
Hal ini terjadi setelah Sampel berhasil menjelaskan kinerjanya dengan baik kepada DPP, membantah tuduhan kegagalannya dalam mengamankan suara Pilgub di Nusa Utara.
Menurut informasi terakhir, pengganti Billy Lombok dalam posisi Wakil Ketua DPRD Sulut adalah Stenly Tjanggulung, politisi asal dapil Mitra-Minsel, yang akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Lombok.
[**/ARP]