MANADO, PRONews5.com– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tomohon menggelar diskusi bertema “Wartawan dan Gerak Membangun Kota Tomohon” pada Sabtu, 12 April 2025, di Sekretariat PWI Kota Tomohon, Kelurahan Matani Satu, Kecamatan Tomohon Tengah.

Salah satu rekomendasi penting yang mencuat dalam forum ini adalah dorongan untuk mengusulkan Alex dan Frans Mendur sebagai Pahlawan Nasional.

Tugu Pers Mendur yang terletak di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2013. Monumen ini dibangun untuk mengenang jasa Alex dan Frans Mendur, dua jurnalis asal Minahasa yang mengabadikan momen bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dua tokoh pers asal Kawangkoan, Minahasa, itu dikenal luas sebagai fotografer yang mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Kiprah mereka dianggap bukan hanya mencatat sejarah, tetapi juga menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa.

“Kiprah Mendur bersaudara tidak hanya mencatat sejarah, tapi menjadi bagian dari sejarah itu sendiri.

Sudah saatnya mereka diberi penghargaan sebagai Pahlawan Nasional,” tegas Juddie Turambi, tokoh pemekaran Kota Tomohon yang hadir sebagai pemateri dalam diskusi tersebut.

Turambi menjelaskan bahwa naskah akademik pengusulan Mendur bersaudara sudah rampung sekitar 75 persen.

Selanjutnya, naskah tersebut akan diperiksa oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) adalah tim yang bertugas meneliti dan mengkaji usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional, sebelum diserahkan kepada Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling (YSK) untuk ditandatangani sebagai bagian dari proses administratif ke Kementerian Sosial RI.

“Jika Gubernur telah menandatangani rekomendasi, kami akan meneruskannya ke Kementrian Sosial” tambahnya.

Ia juga berharap PWI Kota Tomohon bisa menjadi inisiator dalam pengusulan ini agar perjuangan wartawan dalam sejarah bangsa tak lagi terabaikan.

Sementara itu, Rickson Karundeng dalam diskusi tersebut menyoroti pentingnya peran literasi sejarah melalui tulisan-tulisan jurnalistik. Ia menilai, wartawan memiliki kekuatan untuk membangkitkan kembali memori kolektif masyarakat, termasuk memperkenalkan kembali tokoh-tokoh yang mulai terlupakan.

“Lewat tulisan, wartawan dapat membangkitkan kembali ingatan kolektif masyarakat, termasuk mengenalkan tokoh-tokoh jurnalis seperti Mendur bersaudara,” ujar Karundeng.

Ia pun mengajak PWI Tomohon untuk terus mengawal proses pengusulan, salah satunya dengan menyelenggarakan forum-forum diskusi yang melibatkan para pemangku kepentingan, akademisi, hingga pemerintah daerah.

Diskusi ini turut dihadiri oleh Sekretaris PWI Sulut Ardison Kalumata, Ketua PWI Kota Tomohon Hendra Mokorowu, Sekretaris PWI Kota Tomohon Recky Pelealu, serta sejumlah anggota PWI Sulut dan Tomohon lainnya.

Langkah PWI Tomohon ini dinilai sebagai upaya konkret untuk mengangkat kembali peran jurnalis dalam sejarah perjuangan bangsa, serta membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya menghargai para pelaku sejarah yang bekerja di balik layar lensa.

[*/ARP]