MANADO, PRONews5.com – Sejumlah orang tua siswa di SMK Negeri 1 Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, menyampaikan keprihatinan atas dugaan kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana program keberangkatan siswa ke Taiwan yang dikoordinasikan oleh seorang perempuan berinisial YT, yang dikenal sebagai Yuni Turangan dari Yayasan Jaya Amartha.

Keresahan mencuat ketika sejumlah orang tua mencoba meminta penjelasan rinci mengenai dana yang telah mereka setorkan, namun justru mengalami pengabaian, bahkan beberapa di antaranya dikeluarkan dari grup komunikasi dan diblokir secara pribadi.

“Saya sudah penuhi semua syarat, termasuk membuat rekening koran sesuai permintaan. Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan soal dana yang sudah digunakan,” kata salah satu orang tua siswa yang meminta namanya dirahasiakan.

Saat dikonfirmasi PRONews5.com pada Jumat (21/6/2025), Yuni Turangan menjelaskan bahwa proses keberangkatan siswa telah mengikuti prosedur.

Namun, menurutnya, sejumlah siswa gagal berangkat karena rekening koran orang tua tidak memenuhi syarat minimum saldo sebesar Rp60 juta sebagaimana diminta oleh pihak kedutaan Taiwan.

“Yang berkasnya lengkap sudah berangkat. Sisanya dijadwalkan berangkat September 2025 setelah melengkapi dokumen dan kemampuan bahasa Mandarin,” ujar YT dalam pesan WhatsApp.

Ia juga mengklaim bahwa dana tiket dan visa bagi siswa yang tidak jadi berangkat telah mulai dikembalikan secara bertahap sejak awal bulan, meskipun terkendala saldo yang terbatas.

“Ini tinggal tunggu pengembalian uang tiket dan visa (Rp2,8 juta + Rp1,5 juta). Kenapa harus bawa wartawan? Padahal sebagian siswa sudah terima,” ujarnya dengan nada kesal.