TOMOHON, PRONews5.com – Gelaran Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025 yang rencananya digelar Agustus mendatang dinilai tidak bergema di tingkat nasional maupun internasional.
Sejumlah pengamat dan warga menilai promosi TIFF sangat minim, tidak muncul di media nasional seperti Metro TV, Kompas TV, CNN Indonesia, atau TV One, serta kurang aktif di media sosial global.
Minimnya promosi tersebut dinilai berbanding terbalik dengan klaim “festival internasional” yang selama ini disematkan pada TIFF.
Publik juga menyoroti persiapan yang terburu-buru dan kualitas taman bunga yang dinilai tidak layak mewakili wajah Kota Tomohon sebagai “Kota Bunga”.
“Kalau ini disebut festival internasional, seharusnya promosi besar-besaran sudah dilakukan jauh hari. Kenapa tidak muncul di media nasional atau trending di medsos? Ini jadi aneh dan memalukan,” ujar seorang pengamat lokal kepada PRONews5.com, Kamis (24/7/2025).
TIFF tahun ini adalah yang ke-13 kalinya sejak pertama kali digelar pada tahun 2008.
Festival ini digagas oleh mantan Wali Kota Jefferson Rumajar dengan misi menjadikan Tomohon sebagai pusat ekspor bunga sekaligus destinasi wisata unggulan yang memperkuat ekonomi rakyat. Namun cita-cita itu dinilai masih jauh dari pencapaian.
Warga juga mengkritisi buruknya pengelolaan taman bunga yang dinilai hanya ‘musiman’. “Yang disebut taman bunga itu hanya pot-pot panjang warisan 2008, dicat putih-biru, bunganya seadanya.
Itu pun hanya dibersihkan menjelang TIFF, setelahnya terbengkalai,” keluh seorang warga.
Ia menambahkan, jika Pemkot Tomohon serius menjadikan kota ini sebagai ikon bunga, maka taman bunga permanen yang indah dan estetik seharusnya dibangun, baik di pusat kota maupun di kawasan wisata strategis.
“Lihat Kota Bandung, walau tak punya festival bunga, tapi setiap sudutnya penuh taman bunga cantik. Kita ini Kota Bunga, tapi mana buktinya?”
Lebih lanjut, destinasi wisata bunga pun nyaris tidak ada. Fasilitas seperti wisata air panas Lahendong dan Hutan Kota yang sebelumnya digadang-gadang sebagai bagian dari ekowisata, kini dibiarkan terbengkalai tanpa pengelolaan yang jelas.
Minimnya promosi, lemahnya perencanaan, serta infrastruktur pendukung yang tak memadai membuat TIFF 2025 dikhawatirkan kembali menjadi sekadar rutinitas seremonial tanpa dampak berarti bagi perekonomian lokal dan branding Kota Tomohon di mata dunia.
Warga berharap Pemerintah Kota Tomohon segera berbenah, menjadikan TIFF bukan sekadar parade bunga, tetapi momentum nyata untuk mewujudkan Tomohon sebagai kota wisata bunga yang hidup, menarik, dan mendunia.
[*/ARP]