Lebih lanjut, Noldi Lila menilai BPJN Sulut tidak serius dalam menangani persoalan infrastruktur di Minahasa, padahal Tondano merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Minahasa sekaligus kampung halaman Presiden Prabowo Subianto.
“Jangan-jangan BPJN Sulut memang tidak peduli dengan pembangunan di Minahasa.
Jika ini terus dibiarkan, bagaimana mungkin investor mau masuk? Jalan yang mirip danau di tengah kota ini tentu merusak citra daerah!” cetusnya.
Sorotan terhadap BPJN Sulut semakin tajam, mengingat tugas utama mereka adalah memastikan infrastruktur jalan nasional tetap dalam kondisi baik.
Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, maka bukan hanya masyarakat yang dirugikan, tetapi juga pemerintah daerah yang sedang berupaya menarik investasi dan meningkatkan pembangunan di Minahasa.
Kini, semua mata tertuju pada BPJN Sulut. Apakah mereka akan segera bertindak atau justru membiarkan Jalan Boulevard Tondano terus terendam dan menjadi “danau permanen” di jantung Minahasa?