MINAHASA– Penjabat Bupati Minahasa, Dr. Noudy R. P. Tendean, S.IP, M.Si, menandatangani MoU dengan ITDC di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis (13/2/2025), untuk mengembangkan kawasan wisata Danau Tondano.

Langkah ini sempat dipuji sebagai upaya strategis dalam sektor pariwisata Minahasa. Namun, keputusan tersebut memicu kontroversi karena masa jabatan Tendean yang tinggal beberapa hari lagi.

Banyak pihak merasa bahwa Tendean seharusnya lebih fokus mengurus pelantikan pasangan calon terpilih, Robby Dondokambey dan Vanda Sarundajang (RD-Vasung), yang akan segera dilantik sebagai bupati definitif.

Keputusan ini dianggap tidak tepat, mengingat Tendean hanya menjabat sebagai PJS (Pejabat Sementara).

“Kalau ini proyek jangka panjang, kenapa tidak menunggu bupati definitif?” ungkap salah satu sumber yang mempertanyakan urgensi MoU tersebut.

Kritik semakin tajam setelah beredar kabar diduga Tendean melantik lima Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (PPTP) tanpa koordinasi dengan pasangan terpilih, RD-Vasung.

Hal ini menambah keraguan terhadap niat Tendean dalam pengembangan daerah.

Selain itu, muncul dugaan bahwa MoU ini hanya kedok untuk perjalanan dinas yang lebih bersifat pribadi.

Rombongan besar yang turut serta dalam perjalanan ke Mandalika menambah kecurigaan tersebut.

Bahkan, beredar informasi bahwa setelah acara di Mandalika, rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Bali untuk menggelar syukuran.

Pertanyaan besar pun muncul: Apakah MoU ini murni untuk investasi jangka panjang atau sekadar pelesiran dengan menggunakan dana APBD?

[**/ARP]