Namun, intimidasi melalui media sosial ini jelas meresahkan ASN,” ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Seorang ASN lainnya mengungkapkan bahwa fenomena “Baperjakat Swasta” ini bukan berasal dari lingkaran resmi pendukung CS-SR, melainkan kelompok yang ingin memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi.

“Kami percaya Wali Kota dan Wakil Wali Kota akan bertindak bijak.

Mereka adalah pemimpin yang sah dan pasti menginginkan pemerintahan yang berjalan secara profesional, bukan diwarnai kepentingan pihak luar yang hanya mencari keuntungan,” katanya.

Di sisi lain, seorang pendukung CS-SR turut menegaskan bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan ancaman-ancaman yang beredar di media sosial.

“Kami yang benar-benar berjuang dalam Pilkada sudah kembali ke kehidupan sehari-hari, bekerja di kebun atau menjalankan usaha masing-masing.

Tidak ada urusan dengan jabatan ASN. Itu wewenang penuh kepala daerah, bukan urusan tim sukses atau kelompok di luar pemerintahan,” tegasnya.

Banyak yang meyakini bahwa postingan ancaman terhadap ASN hanyalah bagian dari propaganda politik untuk menciptakan ketakutan di kalangan birokrasi.