Festival Pacu Jalur Tradisional 2025 akan berlangsung di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, pada 20–24 Agustus mendatang, mengusung tema “Pacu Jalur Mendunia, UMKM Semakin Jaya”.
Ajang ini masuk dalam daftar 110 event unggulan Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Ketua Panitia Pacu Jalur 2025, Werry Ramadhana Putera, mengatakan perputaran uang selama lima hari festival diprediksi tembus Rp75 miliar.
“Tahun lalu ditonton 1,5 juta orang. Tahun ini bisa lebih, apalagi efek viral sangat kuat,” ujarnya, Senin (7/7/2025).
Total anggaran Pacu Jalur 2025 mencapai Rp4 miliar, bersumber dari APBD Kuansing dan sponsor. Finalisasi sponsor ditargetkan selesai sepekan sebelum acara.
Tren “Aura Farming”—gerakan khas Tukang Tari di ujung perahu—menjadi daya tarik utama. Lagu “Young Black & Rich” yang mengiringi video viral turut mendongkrak popularitas budaya ini.
Namun, munculnya klaim dari netizen Malaysia bahwa Pacu Jalur adalah budaya mereka memicu reaksi publik.
Kadispar Riau, Roni Rachmat, menegaskan, “Pacu Jalur adalah warisan budaya asli Indonesia, tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) sejak 2015. Kami siap edukasi publik global mengenai sejarah aslinya.”
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memastikan Pacu Jalur telah tercatat dalam daftar WBTb nasional dan tengah dipersiapkan sebagai calon Warisan Budaya Dunia UNESCO.
“Antrean panjang, tapi kami siapkan semua dokumen dan kajian secara komprehensif,” kata Fadli, Rabu (9/7/2025).
Ia juga memuji Rayyan Dikha sebagai simbol ekspresi budaya organik yang lahir dari tradisi lokal.
“Itu atraksi sulit. Berdiri di ujung perahu sambil menari bukan hal mudah. Ini kekayaan budaya yang layak kita promosikan ke dunia.”

