Jendri Pitoy bukan hanya bersinar di level klub, tetapi juga menjadi andalan tim nasional Indonesia.
Ia dipercaya menjaga gawang Garuda dalam berbagai turnamen bergengsi, termasuk Piala AFF 2002 dan 2004, di mana Indonesia dua kali menjadi runner-up.
Ia juga menjadi bagian dari skuad yang berlaga di Piala Asia 2004 dan 2007, SEA Games, serta turnamen internasional lainnya seperti Merdeka Games 2006.
Sebagai kiper, kelebihannya adalah ketenangan, refleks cepat, dan kepemimpinan di lini belakang. Ia kerap melakukan penyelamatan krusial yang membuatnya dijuluki sebagai salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Saat ini, nama Maarten Paes tengah bersinar sebagai kiper Timnas Indonesia, tetapi sosok seperti Jendri Pitoy tetap layak mendapat apresiasi.
Dengan pengalaman dan prestasinya, banyak pihak yang berharap Jendri bisa kembali berkontribusi, baik sebagai pelatih kiper di Timnas Indonesia atau klub profesional.
Indonesia membutuhkan sosok-sosok berpengalaman untuk membimbing generasi penerus. Jika Jendri Pitoy diberi kesempatan melatih, ia bisa menularkan mental juara dan keahliannya kepada kiper-kiper muda tanah air.
Sejarah mencatat Jendri Pitoy sebagai salah satu legenda di bawah mistar gawang Indonesia.
Namanya mungkin tak lagi sering disebut, tetapi kontribusinya untuk sepak bola nasional tak boleh dilupakan.
Jika Indonesia serius ingin membangun tim yang lebih kuat, menghidupkan kembali para legenda seperti Jendri Pitoy bisa menjadi langkah yang tepat.
Sebab, sepak bola bukan hanya tentang masa kini, tetapi juga tentang menghargai masa lalu dan membangun masa depan.
[**/ARP]