Purbaya Yudhi Sadewa resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia sejak 8 September 2025, menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Pelantikannya dilakukan di Istana Negara Jakarta bersamaan dengan penggantian tiga menteri dan satu wakil menteri lainnya.
Sebelumnya, Purbaya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2020–2025, serta memiliki karier panjang di bidang ekonomi dan keuangan, termasuk di Danareksa Research Institute, PT Danareksa Securities, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Sebagai ekonom, Purbaya dikenal dengan pendekatan fiskal yang agresif. Setelah dilantik sebagai Menkeu, kebijakan awalnya untuk merelokasi dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke bank-bank milik negara dikenal sebagai “Efek Purbaya” (Purbaya Effect).
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan likuiditas dan mendorong pertumbuhan kredit.
Namun, sejumlah analis menilai kebijakan tersebut memiliki potensi risiko inflasi dan moral hazard di sektor perbankan.
Meski begitu, pasar menunjukkan respons beragam: IHSG sempat melemah 1,78% di hari pertama Purbaya menjabat, namun Rupiah tetap stabil.
Survei Index Politica menjadi barometer penting dalam menilai persepsi publik terhadap kinerja menteri di tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran.
Popularitas Purbaya yang tinggi dinilai sebagai cerminan ekspektasi publik terhadap kebijakan fiskal yang progresif dan pro-pertumbuhan.
[**/RED]