Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, mengungkapkan ada indikasi kelompok penyusup yang memicu eskalasi. “Situasi berkembang tidak kondusif karena diduga ada kelompok penyusup dalam aksi ini,” ujarnya.

Tuntutan massa meliputi pencabutan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen, yang sebelumnya sudah dibatalkan Sudewo, hingga desakan agar ia mundur dari jabatan.

Sejumlah spanduk bertuliskan “Bupati Mundur atau Dilengserkan Rakyat” membentang di sekitar lokasi.

Anggota Komisi II DPR RI, Mohamad Toha, meminta Pemprov Jawa Tengah dan pemerintah pusat segera turun tangan memediasi. “Ketegangan ini tidak boleh dibiarkan. Semua pihak harus membuka ruang dialog demi kepentingan masyarakat,” tegasnya.

Hingga pukul 13.50 WIB, massa masih bertahan di Alun-Alun Pati, berjanji tidak akan meninggalkan lokasi sebelum tuntutan mereka dipenuhi.

Aksi ini menjadi puncak kemarahan publik terhadap kepemimpinan Bupati Sudewo, yang dinilai semena-mena dalam mengambil kebijakan.

Kronologi Ricuh Demo Pati: