Sesampainya di desa, Oscar menunjukkan ikan tersebut kepada warga yang terkejut dengan bentuk dan ukurannya yang mencapai 127 cm dengan berat 41 kilogram.
Seorang warga, Ruslan Manopo, kemudian mengunggah foto ikan itu ke media sosial Facebook, yang akhirnya menarik perhatian Adrianus R Pusungunaung, seorang jurnalis di Sulawesi Utara, yang memahami pentingnya spesies ini.

Adrianus segera menghubungi Prof. Dr. Ir. Alex Kawilarang Warouw Masengi, M.Sc., seorang ahli coelacanth dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unsrat.
Prof. Alex langsung meminta agar ikan tersebut tidak dibuang dan disimpan dalam kondisi beku menggunakan es balok.
Setelah berkoordinasi dengan PLT Dekan FPIK Unsrat, Prof. Dr. Roike Iwan Montolalu, SPi., M.Sc., tim peneliti berangkat ke lokasi dan tiba setelah menempuh perjalanan darat selama tujuh jam.
Saat tiba di Atinggola, mereka memastikan bahwa ikan tersebut adalah spesies Indonesian coelacanth, salah satu ikan purba yang sangat langka dan dilindungi dunia.
Temuan Ilmiah yang Mengguncang Dunia