Laporan Polisi dengan nomor: LP/A/191 /X /2024/SPKT.DITRESKRIMSUS/POLDA SULUT, menjadi fondasi kuat bagi langkah tegas ini.
“Tidak ada ruang untuk kompromi, tidak peduli siapa dia atau jubah apa yang dikenakan.
Jika menyalahgunakan uang rakyat, harus diproses tuntas!” tegas Rolly Wenas, Ketua LSM INAKOR Sulut, dalam pernyataan meledak di sebuah rumah kopi Tikala, Sabtu (5/4/2025).
Wenas menyatakan bahwa kasus ini merupakan ujian besar bagi aparat penegak hukum, dan memuji keberanian Polda Sulut yang berani menembus “tembok gereja” untuk menegakkan hukum secara setara.
“Dulu kami ragu. Tapi sekarang, kami lihat sendiri: Kapolda dan timnya tidak main-main! Ini sejarah!” tegasnya lagi.
Lebih jauh, Wenas menyebut ini sebagai momen emas yang sejalan dengan semangat reformasi total ala Presiden Prabowo-Gibran, serta selaras dengan visi Gubernur Sulut dalam menciptakan birokrasi yang bersih dan berintegritas.
Meski demikian, publik kini menunggu sikap moral dan institusional dari Sinode GMIM. Apakah akan bersuara? Ataukah memilih bungkam saat kepercayaan umat tengah terguncang?
Di tengah keheningan pihak gereja, langkah Polda Sulut justru menguat. Pemeriksaan mendatang terhadap Hein Arina bukan sekadar formalitas.
Ini adalah awal dari penyingkapan lebih dalam soal ke mana sebenarnya dana umat itu bermuara.
Panggilan telah dilayangkan. Rakyat menanti kebenaran. Dan hukum kini berbicara lebih keras dari mimbar.