AMURANG, PRONews5.com — Aktris ternama nasional Harini M. B. Sondakh kembali menyita perhatian publik dengan langkah mengejutkan: pulang ke kampung halamannya di Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Kepulangan ini bukan sekadar untuk melepas rindu terhadap keluarga dan kekasihnya yang juga berasal dari daerah tersebut, tetapi menjadi momentum penting bagi kebangkitan industri film lokal.

Kepada awak media, Harini mengungkapkan bahwa keputusan kembali ke kampung halaman ini didasari kerinduan mendalam untuk menjaga mama tercinta mengingat sang papa yang adalah seorang mantan birokrat Minahasa Selatan, ayah dari “Drs. handri S Sondakh” telah perbulang tahun 2024 bulan september lalu, dalam wawancara “Ini adalah bentuk cinta saya kepada kampung halaman. Saya ingin menjadi bagian dari kemajuan perfilman Sulawesi Utara, agar bisa lebih dikenal luas di kancah nasional,” ujar Harini, Senin (13/5/2025).

Langkah tersebut diwujudkan melalui keterlibatannya sebagai pemeran utama dalam film lokal berjudul “Mariara Resurrection”, produksi Gorango Pictures, yang digarap oleh sutradara Veldy Umbas. Film ini merupakan sekuel dari karya sebelumnya dan mengangkat cerita berlatar budaya lokal dengan pendekatan sinematik yang kuat dan kental dengan identitas daerah.

Veldy Umbas, yang dikenal sebagai salah satu sineas produktif di Sulut, menuturkan bahwa Harini merupakan pilihan ideal untuk memerankan karakter sentral dalam film tersebut. “Kami membutuhkan figur yang tidak hanya dikenal luas, tetapi juga memiliki komitmen terhadap nilai dan kualitas seni. Harini membawa keduanya. Ia adalah simbol semangat baru perfilman Sulut yang siap bersaing secara nasional,” ujar Veldy.

Film “Mariara Resurrection” turut melibatkan sejumlah figur publik dan kreator konten asal Sulawesi Utara yang telah memiliki pengaruh signifikan di media sosial, antara lain Leigh Scarborough (lebih dikenal sebagai Bule Tobelo), Lucy Wagey, dan beberapa nama lain yang aktif mengangkat budaya dan kehidupan masyarakat lokal melalui karya digital.

Kehadiran mereka diharapkan menjadi kekuatan tambahan dalam menghadirkan cerita yang autentik serta mampu menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan platform digital. “Kami ingin menghadirkan kolaborasi lintas generasi dan platform. Ini bukan sekadar film, tapi gerakan kolektif untuk membangun ekosistem perfilman Sulut dari akar budaya sendiri,” tambah Veldy.

Proses produksi film ini dilakukan sepenuhnya di Sulawesi Utara, termasuk di beberapa lokasi ikonik di Amurang dan sekitarnya. Hal ini menjadi bagian dari komitmen tim produksi untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan lokal kepada audiens yang lebih luas.

Film “Mariara Resurrection” dijadwalkan tayang perdana di sejumlah lay film nasional dan regional pada pertengahan tahun ini. Setelah itu, film ini direncanakan untuk ditayangkan secara terbatas di beberapa bioskop dan platform digital.

Keterlibatan Harini M. B. Sondakh dalam proyek ini dipandang sebagai angin segar bagi perkembangan dunia hiburan di daerah. Selain membawa magnet popularitas, kehadiran aktris berprestasi ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi talenta muda lokal untuk terus berkarya dan tidak ragu meniti karier di dunia seni.

“Banyak anak muda Sulut yang punya potensi luar biasa, tapi kurang ruang dan perhatian. Saya harap keterlibatan saya bisa membuka jalan dan memberikan keyakinan bahwa kita bisa besar tanpa harus meninggalkan akar,” pungkas Harini.

Dengan narasi kuat, dukungan dari pelaku kreatif lokal, serta kepemimpinan sutradara yang visioner, “Mariara Resurrection” digadang-gadang sebagai salah satu proyek film daerah yang layak diperhitungkan dalam lanskap perfilman Indonesia.

[**/IND]