CHONGQING– Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa, menekankan pentingnya peran media dalam mendukung kerangka “Kerjasama Selatan-Selatan” untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian negara-negara berkembang.

Teguh menyampaikan pandangannya dalam seminar bertema “Tanggung Jawab Pers dalam Kerjasama Selatan-Selatan” yang diadakan sebagai bagian dari Belt and Road Journalists Forum (BRJF) 2024 di Chongqing, Republik Rakyat China (RRC), Jumat (30/8).

Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 wartawan dari berbagai negara dan merupakan bagian dari agenda tahunan yang diselenggarakan oleh All China Journalist Forum (ACJA).

BRJF pertama kali diluncurkan pada tahun 2017 bersamaan dengan pembentukan Belt and Road Journalist Network (BRJN), yang didirikan oleh 30 pemimpin organisasi wartawan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Teguh, yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menjelaskan bahwa konsep “Selatan” merujuk pada negara-negara yang pernah mengalami penindasan kolonial, dan kini berusaha membangun diri melalui solidaritas dan kerjasama. Menurutnya, kerjasama ini penting untuk mengatasi ketimpangan yang ditinggalkan oleh era kolonialisme dan membangun masa depan yang lebih adil.

Selain itu, Teguh juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam melahirkan konsep Kerjasama Selatan-Selatan, yang dicetuskan dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. Prinsip “hidup berdampingan secara damai” yang dihasilkan dari konferensi tersebut, menjadi fondasi bagi kerjasama antar negara yang setara dan saling menghormati.

Teguh juga memuji inisiatif ACJA yang telah menjadi platform global bagi media dan wartawan untuk berbagi praktik terbaik dalam kerangka kerjasama antarnegara. Ia menekankan bahwa pengalaman pembangunan China yang sukses dalam beberapa dekade terakhir dapat menjadi inspirasi dan model bagi negara-negara berkembang lainnya.

“Kita harus memanfaatkan platform ini sebaik mungkin agar pembangunan yang sejati dapat terwujud di Global South,” tegas Teguh Santosa, mengakhiri pidatonya.

[**/ML]