Tidak hanya membahayakan, bunyi pembatas yang jatuh pun kerap mengganggu aktivitas warga sekitar.

“Kalau jatuh, bunyinya seperti suara tabrakan atau petasan. Kaget sekali, bikin orang panik,” keluh sejumlah pengusaha toko yang merasa terganggu dengan kejadian berulang ini.

Dari hasil pantauan sementara, robohnya pembatas disebabkan oleh dua faktor utama: konstruksi logam yang ringan dan penempatan yang tidak terkunci ke permukaan jalan.

Artinya, tidak ada penguatan permanen atau sistem penahan angin.

Masalah ini mengindikasikan kurangnya uji kelayakan teknis sebelum pemasangan pembatas, padahal letaknya berada di pusat aktivitas publik.

Warga Tomohon berharap pemerintah kota atau pihak terkait segera melakukan evaluasi terhadap pengadaan dan pemasangan pembatas jalan tersebut.

Mereka juga meminta agar keselamatan pengguna jalan dijadikan prioritas utama dalam setiap proyek penataan kota.

“Jangan sampai nanti ada korban dulu baru diganti. Ini soal nyawa manusia,” tegas seorang warga yang enggan disebut namanya.

[**/ARP]