MANADO|PRONEWS- Organisasi perangkat pelayanan Pria Kaum Bapa Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (P/KB GMIM) melalui Panji Yosua telah menunjukkan eksistensinya tidak hanya di Sulawesi Utara, tetapi juga hingga ke Jepang.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM Periode 2014-2018, Ir. Stefanus BAN Liow, MAP (SBANL), pada Selasa 16 Juli 2024.
Panji Yosua, yang terbentuk melalui Sidang Majelis Sinode Tahunan (SMST) GMIM tahun 2014-2015, kini telah hadir di semua 1.060 jemaat atau kongregasi dan 146 wilayah GMIM.
“Pasukan” ini dibentuk untuk menjawab kebutuhan pelayanan gereja saat ini dan di masa depan.
Menurut Senator SBANL, tujuan utama pembentukan Panji Yosua adalah untuk mengajak bapak-bapak gereja aktif dalam persekutuan ibadah, mengoptimalkan peran mereka sebagai kepala keluarga sekaligus imam, nabi, dan raja di tengah keluarga.
“Panji Yosua mendorong bapak-bapak GMIM untuk mendayagunakan karunia dan potensi diri, termasuk memberdayakan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup, serta mencegah dan memberantas penyakit sosial kemasyarakatan,” jelasnya.
SBANL, yang kini menjabat sebagai Anggota DPD RI/MPR RI, menegaskan bahwa Panji Yosua berperan penting dalam peribadatan, meningkatkan kesejahteraan, dan keamanan serta ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Pembentukan Panji Yosua, lanjut SBANL, melalui proses panjang dan terlibat banyak pihak.
Kajian teologisnya disusun oleh Pdt. Dr. Antonius Dan Sompe, M.Th, desain dan arti logo oleh Franky Noldy Lontaan, dan pilihan ayat Yosua 4:24 sebagai moto oleh Pdt. Karly W. Karundeng, M.Th.
Sejarah pembentukan ini dimulai pada tahun 2014 di Radio Sion Tomohon. SBANL, yang saat itu menjabat sebagai anggota BPMS GMIM dan Direktur Utama Radio Sion, bekerja sama dengan Pdt. Sompe, Pdt. Karundeng, dan Franky Lontaan untuk menyusun dasar-dasar Panji Yosua.
Meskipun berbagai aspek seperti kajian teologis, desain, dan makna logo serta moto masih dalam tahap diskusi dan konsultasi, akhirnya semuanya ditetapkan dalam SMST GMIM Tahun 2014-2015.
Penetapan Mars dan Hymne Panji Yosua juga melalui proses sayembara dan semiloka di Jemaat Pniel Manembo-Nembo Bitung, dengan Dr. Maikel Sanger sebagai pencipta.
“Lebih dari 10 komponis GMIM ikut serta dalam sayembara tersebut,” ungkap SBANL.
Panduan Panji Yosua kemudian dipercayakan kepada Pnt. Dr. Jackried Maluenseng, MSc, yang saat itu menjabat sebagai Korbid Litbang dan Infokom Komisi P/KB Sinode GMIM.
Panji Yosua GMIM tidak hanya menjadi wadah pelayanan bagi Pria Kaum Bapa, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan yang menggerakkan para bapak untuk berperan aktif dalam kehidupan gereja dan masyarakat, bahkan hingga ke luar negeri,” tandas SBANL.
[**/ARP]