Inal mengakui bahwa tambang tersebut adalah milik pribadi, namun setelah menjualnya, ia memutuskan untuk beralih profesi menjadi petani.
“Untuk sekarang saya jadi petani.
Saya sudah bosan menjadi pengusaha pertambangan di wilayah Alason.
Makanya sudah saya jual ke teman saya,” jelas Inal.
Sementara itu, pimpinan aliansi masyarakat lingkar tambang, Valdi Suak, menyatakan keprihatinannya atas kejadian yang dialami Inal Supit.
Menurutnya, 90 persen masyarakat Ratatotok, Sulawesi Utara (Sulut), adalah penambang dan ekonomi lokal sangat bergantung pada pertambangan.
“Ketika tambang ini tidak ada, tentu ekonomi di Ratatotok tidak akan jalan.
Dari pertokoan, pasar itu beraktivitas perputaran ekonominya dari tambang semua,” ungkap Suak.