PRONEWS|JAKARTA- Federasi Perdamaian Universal (Universal Peace Federation/UPF) yang merupakan jaringan internasional lintas agama dan sektor mengadakan kunjungan tingkat tinggi ke Indonesia pada 9–12 Januari 2025.
Delegasi yang dipimpin oleh Ketua Internasional UPF, Dr. Chang Shik Yang, dan Ketua UPF Asia Pasifik, Hon. Ek Nath Dhakal, bertemu dengan sejumlah tokoh nasional untuk memperkuat diplomasi perdamaian di kawasan Asia Pasifik.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi UPF bertemu dengan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kediamannya.
Pertemuan ini membahas tantangan perdamaian di Asia Pasifik serta prospek solusi melalui dialog dan kerja sama. Dr. Chang Shik Yang secara khusus mengundang Jusuf Kalla untuk menghadiri KTT Dunia UPF 2025 yang akan diselenggarakan di Korea Selatan pada 10–14 April 2025.
Dengan tema “Tantangan Kontemporer bagi Tatanan Dunia: Membangun Era Baru Perdamaian dan Kesejahteraan”, forum ini diharapkan menjadi langkah penting dalam menciptakan solusi kolektif bagi tantangan global.
Delegasi UPF juga menyampaikan pesan pendiri organisasi, Dr. Hak Ja Han Moon, tentang pentingnya pembentukan “Asia Pacific Union”, yang bertujuan menciptakan perdamaian dan kemakmuran inklusif di Asia. Dalam diskusi tersebut, Jusuf Kalla turut diminta perannya dalam mendukung reunifikasi damai di Semenanjung Korea.
Selain Jusuf Kalla, delegasi UPF juga bertemu dengan mantan Ketua DPR RI, Dr. Agung Laksono, yang didampingi Anggota DPR RI, Dave Fikarno Laksono.
Pertemuan ini membahas Konferensi Ketua Parlemen Uni Asia Pasifik yang akan menjadi bagian dari KTT Dunia UPF 2025. Dalam kesempatan tersebut, delegasi menyerahkan undangan kepada Ketua DPR RI saat ini, Dr. Puan Maharani, untuk menghadiri konferensi tersebut.
Sebagai simbol penghormatan terhadap nilai-nilai kerukunan beragama, delegasi UPF mengunjungi Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta.
“Saya sangat terkesan dengan simbol toleransi yang begitu kuat di Indonesia, terutama melalui keberadaan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta. Ini adalah contoh penting bagi perdamaian dunia,” ungkap Dr. Chang Shik Yang.
Sebelumnya, UPF Indonesia juga mengadakan forum interaksi di Borobudur Conference Center pada 11 Januari 2025.
Dalam sambutannya, Dr. Yang menekankan pentingnya dialog antaragama sebagai alat untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah dan kawasan lainnya.
Ia juga mengenang kontribusi mendiang Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dalam mempromosikan harmoni lintas agama.
Ketua UPF Asia Pasifik, Hon. Ek Nath Dhakal, menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan organisasi berbasis agama.
Dhakal memperkenalkan “Piagam Perdamaian Universal”, sebuah instrumen multilateral yang baru disepakati di Kamboja, sebagai panduan perdamaian global.
Dalam kunjungannya, delegasi UPF juga melakukan konsultasi terkait prospek pembentukan Asia Pacific Union dengan tokoh-tokoh penting seperti Dr. Alwi Shihab (mantan Menteri Luar Negeri RI) dan Dr. Makarim Wibisono (mantan Duta Besar RI untuk PBB).
Sebagai organisasi non-pemerintah yang memiliki status konsultatif umum dengan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, UPF terus mendukung perdamaian dunia melalui program pendidikan perdamaian, dialog antaragama, dan penguatan institusi keluarga.
UPF juga menyerukan pembaruan PBB dengan membentuk Dewan Antaragama dalam struktur organisasinya.
Melalui kunjungan ini, UPF mempertegas komitmennya untuk menjadi penggerak utama perdamaian global, menghubungkan berbagai elemen masyarakat untuk membangun masa depan yang harmonis dan berkelanjutan.
“Dengan dialog yang mendalam dan kerja sama lintas sektor, perdamaian abadi bukan hanya impian, tetapi sebuah kemungkinan nyata,” tutup Dr. Chang Shik Yang.
[**/ML]