TOMOHON, PRONews5.com – Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan Tahun 2025 resmi dibuka di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Tomohon, Senin (28/7/2025). Kegiatan yang mengusung tema “Tangguh dalam Cobaan, Tumbuh dalam Pembinaan” ini menjadi wadah pembentukan karakter dan nilai kebangsaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Sulawesi Utara.
Upacara pembukaan berlangsung khidmat di halaman LPKA Tomohon, Kelurahan Kolongan, Kecamatan Tomohon Tengah, dan dipimpin langsung oleh Yulius Paat dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Utara sebagai Inspektur Upacara.
Perkemahan ini akan berlangsung hingga Rabu, 30 Juli 2025 dan diikuti oleh perwakilan UPT Pemasyarakatan dari seluruh penjuru Sulut.
“Kegiatan ini merupakan bentuk konkret dari pembinaan karakter yang mengedepankan nilai Satya sebagai simbol kesetiaan dan komitmen perubahan, Dharma sebagai bentuk tanggung jawab moral, serta Bhakti sebagai wujud pengabdian tulus kepada bangsa dan sesama,” ujar Yulius Paat dalam amanatnya.
Yulius juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan, mulai dari Pemerintah Daerah, Gerakan Pramuka, instansi mitra, hingga panitia dan peserta. Ia menegaskan bahwa pembinaan yang menyentuh nilai-nilai moral dan kebangsaan adalah bagian penting dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial WBP.
“Saya mengajak seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, penuh disiplin, dan semangat kebersamaan. Setiap sesi adalah proses belajar untuk masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Turut hadir dalam upacara pembukaan sejumlah tokoh dari unsur pemerintahan dan aparat penegak hukum, antara lain: Drs. O.D.S. Mandagi, MAP (Asisten I Kota Tomohon), Masna Pioh, S.Sos. (Asisten III dan Plt. Kepala Dinas DP3AD), perwakilan dari Kejaksaan, Polres, Kodim, serta pimpinan Lapas dan Rutan se-Sulut.
Unit Pelaksana Teknis yang ambil bagian dalam perkemahan ini meliputi: Lapas Bitung, Lapas Amurang, Rutan Manado, LPP Manado, LPKA Tomohon, Rutan Kotamobagu, Lapas Tondano, dan Lapas Manado. Seluruh peserta mengikuti kegiatan kepramukaan, pelatihan keterampilan, dinamika kelompok, dan kegiatan refleksi nilai moral.
Kepala LPKA Tomohon, Indra Sukma, SH, MM, dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendekatkan kembali WBP kepada nilai-nilai positif yang akan memperkuat mental dan spiritual mereka setelah bebas nanti.
“Ini bagian dari pembinaan holistik. Bukan hanya mendidik secara formal, tapi membentuk manusia yang berkarakter, tangguh, dan siap kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025 menjadi bukti bahwa pemasyarakatan modern tak hanya soal pengawasan, tetapi juga soal pemulihan manusia. Harapannya, pendekatan semacam ini akan terus dikembangkan sebagai bagian integral dalam sistem peradilan restoratif di Indonesia.
[**/ARP]