Mantan Dirjen Imigrasi ini menambahkan bahwa semua pihak terkait harus dilibatkan, termasuk Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Tokyo dan KJRI Osaka, serta Kemen P2MI.

“Kita harus bekerja sama dengan instansi pusat dan memastikan tidak ada celah sedikit pun bagi oknum yang ingin memanfaatkan program ini untuk kepentingan ilegal, seperti human trafficking,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan, pengawasan bukan berarti mencurigai peserta, melainkan bentuk perlindungan terhadap hak-hak mereka sebagai tenaga magang.

“Anak-anak kita harus dipastikan bekerja dengan aman, nyaman, dan fokus belajar. Ini investasi besar bukan hanya untuk mereka pribadi, tetapi juga untuk Sulawesi Utara dan Indonesia di masa depan,” tandas Sompie.

Dalam kegiatan pelepasan tersebut, hadir pula Komisaris Utama PT Indonesia Nipon Anugerah Rommy Chandra, anggota DPRD Sulut Louis Carl Schramm, Rektor Unsrat, perwakilan Unima dan Politeknik Negeri Manado, serta para orang tua peserta yang tampak haru dan bangga.

Program magang ini, menurut Dr. Femmy Suluh, merupakan bagian dari strategi besar Pemprov Sulut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap bersaing di tingkat internasional.

“Setelah Jepang, kita targetkan juga peluang magang ke Korea Selatan, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya,” ungkapnya.

Kepada para peserta, Dr. Denny Mangala menyampaikan motivasi penuh semangat.

“Bangunlah jaringan, pelajari budaya kerja disiplin Jepang, dan jadilah duta muda Sulawesi Utara yang membanggakan,” pesan Mangala.

Dengan semangat baru, pengawasan yang ketat, dan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan program magang Sulut ke Jepang ini menjadi tonggak baru dalam pembangunan generasi emas Bumi Nyiur Melambai.

[**/ARP]