KALIMANTAN SELATAN, PRONews5.com — Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) mencatatkan hasil signifikan dalam upaya pemberantasan premanisme melalui Operasi Sikat 1 Intan 2025. Dalam operasi tersebut, sebanyak 135 tersangka berhasil diringkus dari 13 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan. Selain mengamankan para tersangka, petugas juga menyita ratusan barang bukti yang berkaitan dengan berbagai tindak pidana premanisme.

Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, menjelaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari langkah strategis kepolisian dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif, sekaligus menekan potensi gangguan sosial akibat aksi premanisme.

“Operasi ini difokuskan untuk menindak berbagai praktik premanisme yang mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat, seperti pungutan liar, pemerasan, mabuk-mabukan di tempat umum, serta intimidasi terhadap warga,” ungkap Irjen Rosyanto dalam konferensi pers, Jumat (9/5/2025).

Premanisme Ancam Aktivitas Ekonomi dan Rasa Aman Masyarakat. Menurut Kapolda, maraknya aksi premanisme di lingkungan masyarakat dapat berdampak langsung terhadap aktivitas sosial dan ekonomi warga. Selain membuat masyarakat merasa tidak aman saat beraktivitas, praktik-praktik tersebut juga berpotensi menurunkan minat investor untuk menanamkan modal di Kalimantan Selatan.

“Kegiatan premanisme yang tidak terkendali bisa menciptakan rasa takut di tengah masyarakat dan mengganggu kelancaran aktivitas ekonomi. Ini tentu akan berdampak negatif terhadap iklim investasi. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus melakukan penindakan secara tegas dan terukur,” tegasnya.

Dalam operasi tersebut, kepolisian tidak hanya menindak pelaku yang telah melakukan kejahatan, tetapi juga berhasil mengamankan sejumlah tersangka yang diduga kuat hendak melakukan aksi premanisme. Hal ini menunjukkan efektivitas deteksi dini dan kecepatan respons aparat dalam merespons potensi gangguan kamtibmas.

“Sebagian besar pelaku berhasil kami amankan sebelum mereka melancarkan aksinya. Ini merupakan hasil dari kerja intelijen dan patroli aktif yang dilakukan jajaran kami di lapangan,” tambahnya. Koordinasi Jajaran Polres dan Upaya Pencegahan. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, Kapolda juga telah menginstruksikan kepada seluruh kepala satuan wilayah (kasatwil) dan jajaran polres untuk meningkatkan upaya pencegahan, baik melalui patroli rutin, deteksi dini, maupun edukasi kepada masyarakat agar tidak ragu melaporkan potensi gangguan keamanan.

“Kami ingin memastikan bahwa kepolisian hadir sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Dengan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, kami optimistis bisa menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan kondusif di Kalimantan Selatan,” ujarnya.

Irjen Rosyanto juga berharap, dengan adanya operasi semacam ini, masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan rasa aman, dan para pelaku ekonomi merasa lebih percaya diri untuk menjalankan usahanya di wilayah tersebut.

Polisi Pastikan Operasi Premanisme Berlanjut

Operasi Sikat 1 Intan 2025 dipastikan tidak menjadi operasi terakhir. Kapolda menegaskan bahwa pihaknya akan terus melaksanakan kegiatan serupa secara berkala dan konsisten sebagai bentuk komitmen dalam memberantas tindak kejahatan jalanan, termasuk premanisme yang kerap kali sulit diberantas apabila tidak ada penindakan serius.

“Operasi seperti ini akan terus kami gelar, baik secara terbuka maupun tertutup. Ini bukan hanya soal penindakan, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian,” tutup Irjen Rosyanto.

Dengan hasil penangkapan yang signifikan dan penguatan strategi preventif, Polda Kalimantan Selatan berharap kehadiran aparat kepolisian dapat menjadi jaminan keamanan bagi seluruh masyarakat dan pelaku usaha di wilayah tersebut.

[**/IND]