SULSEL, PRONews5.com – Maskapai Wings Air resmi menghentikan rute penerbangan Toraja-Manado sejak 18 Juli 2025, hanya dua pekan setelah rute itu diresmikan.
Penyebab utama penutupan adalah tingkat keterisian penumpang yang rendah dan tingginya biaya operasional.
Nasib serupa juga menimpa rute Toraja-Makassar, membuat Bandara Toraja kini hanya melayani dua rute aktif.
Diketahui, penerbangan perdana rute Toraja-Manado dilakukan pada Senin, 7 Juli 2025, dan diresmikan langsung oleh Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus.
Bahkan, Gubernur bersama rombongan turut menjadi penumpang pertama dalam penerbangan perdana dari Manado ke Toraja. Namun, kurang dari sebulan, rute ini tak lagi beroperasi.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Toraja, Markus Banne Padang, mengatakan keputusan penghentian operasional berasal langsung dari maskapai. Surat resmi pembatalan telah diterima pihak bandara sejak pertengahan Juli.
“Rute Toraja-Manado dan Toraja-Makassar sudah cancel flight. Itu sudah kami terima secara resmi dari pihak Wings Air,” kata Markus, dikutip dari Detik Sulsel, Rabu (23/7/2025).
Corporate Communications Strategic Wings Air, Danang Mandala Prihantoro, membenarkan bahwa penghentian rute adalah hasil evaluasi internal.
Faktor seperti rendahnya permintaan penumpang, efisiensi layanan, hingga beban biaya operasional menjadi pertimbangan utama.
“Penyesuaian rute dilakukan berdasarkan evaluasi menyeluruh. Saat ini statusnya dalam tahap evaluasi berkala,” ujar Danang.
Rute Toraja-Makassar yang telah dilayani Wings Air selama lebih dari setahun juga dihentikan karena rendahnya keterisian kursi. Salah satu penyebabnya adalah harga tiket yang dinilai memberatkan masyarakat, yakni mencapai Rp 1,3 juta per sekali jalan.
“Masyarakat banyak yang mengeluh mahalnya tiket. Ini jadi tantangan tersendiri. Kami harap ada solusi,” ujar Markus.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah tengah mengupayakan solusi jangka pendek berupa subsidi biaya operasional untuk maskapai.
Rencana subsidi tersebut akan dimasukkan dalam APBD Perubahan 2025, mencakup biaya avtur, landing fee, airport tax, hingga layanan check-in counter.
“Kami mendukung penuh agar rute Toraja-Makassar kembali dibuka demi mendukung konektivitas dan sektor pariwisata,” tegas Zadrak.
Langkah penyelamatan rute penerbangan juga didukung oleh Anggota DPR RI Frederik Kalalembang, yang mengaku telah menemui pemilik Lion Group, Rusdi Kirana, guna melobi pembukaan kembali rute Toraja-Makassar.
Meski Lion Group masih menilai pasar belum cukup potensial, Frederik menyebut peluang tetap terbuka jika persoalan biaya avtur dapat diselesaikan.
“Avtur di Toraja lebih mahal Rp 2.000 dibandingkan Makassar. Ini bikin biaya membengkak. Kalau bisa disamakan, tiket juga bisa turun,” ungkap Frederik.
[**/IND]