MANADO, PRONews5.com– Dunia jurnalistik Sulawesi Utara berduka. Wartawan senior yang dikenal hangat, rendah hati, dan berdedikasi tinggi, Sonny Tadjure, tutup usia pada Senin, 2 Juni 2025.

Kepergiannya meninggalkan luka mendalam, khususnya bagi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara.

Ketua PWI Sulut Fanny Loupati atau yang akrab disapa Maemossa, menyampaikan belasungkawa penuh duka dan penghormatan kepada sosok almarhum yang telah berkontribusi besar dalam membangun kualitas dan integritas jurnalisme di Bumi Nyiur Melambai.

“Kami sangat kehilangan. Sonny bukan hanya jurnalis senior, tapi juga teman yang sangat baik, sahabat diskusi, dan panutan banyak wartawan muda.

Ia selalu memberi warna dan semangat di setiap ruang redaksi maupun kegiatan organisasi,” tutur Maemossa kepada PRONews5.com, Senin pagi.

Sonny Tadjure dikenal sebagai wartawan yang aktif sejak era awal 2000-an.

Gaya tulisannya yang lugas, analitis, dan berbasis fakta menjadikannya salah satu referensi utama dalam peliputan isu-isu strategis Sulawesi Utara.

Ia juga dikenal sering membantu rekan seprofesi yang mengalami kendala, baik dalam tugas jurnalistik maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Kedekatannya dengan banyak pihak, baik sesama jurnalis, pejabat publik, hingga tokoh agama dan masyarakat, menciptakan jaringan profesional yang luas dan kuat.

Sosoknya bersahaja, namun tegas menjaga nilai-nilai jurnalistik yang profesional dan bertanggung jawab.

Kabar kepergian Sonny menyebar cepat di kalangan wartawan dan tokoh media.

Grup WhatsApp dan media sosial dipenuhi ucapan belasungkawa dan ungkapan kehilangan dari berbagai kalangan.

“Kepergian almarhum bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tapi juga bagi dunia pers di Sulawesi Utara.

Ia guru, sahabat, sekaligus pemersatu,” ujar seorang wartawan senior lainnya, yang pernah satu redaksi dengan almarhum.

Ketua PWI Sulut berharap keluarga besar almarhum diberi ketabahan dan kekuatan menghadapi duka yang mendalam ini.

“Kami doakan, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan penghiburan dari Tuhan.

Dunia pers kehilangan salah satu tokohnya, tapi warisan semangat dan keteladanan almarhum akan terus hidup,” pungkas Maemossa.

[**/ARP]