MINAHASA- Calon Wakil Bupati Minahasa nomor urut tiga, Vanda Sarundajang, mengecam keras tindakan oknum tidak bertanggung jawab yang mempolitisasi penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Kecamatan Pineleng, Minahasa.

Video yang menyebutkan bahwa dana PIP digunakan untuk kepentingan politik pasangan calon Gubernur Sulut Steven Kandouw-Denny Tuejeh (SK-DT) dan pasangan calon Bupati Minahasa Robby Dondokambey-Vanda Sarundajang (RD-Vasung) menjadi viral di berbagai media sosial.

Dalam keterangannya kepada media pada Senin (2/11/2024), Vanda menegaskan bahwa penyaluran dana PIP sepenuhnya mengikuti prosedur resmi.

“Bantuan PIP setiap tahun diusulkan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur aspirasi pemangku kepentingan, seperti anggota Komisi X DPR RI,” jelas Vanda.

Vanda menjelaskan bahwa penerima PIP tahun ini adalah hasil penjaringan aspirasi pada tahun 2023, jauh sebelum dirinya ditetapkan sebagai calon wakil bupati Minahasa pada September 2024.

Penyaluran di Minahasa hampir rampung, kecuali di dua sekolah di Pineleng yang harus segera diselesaikan untuk mencegah pengembalian dana ke kas negara.

“Selama penyaluran, tim tidak pernah melihat afiliasi politik penerima.

Data penerima berasal dari sekolah dan sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegas Vanda.

Ia juga menjelaskan alasan keterlambatan penyaluran dana PIP, yang seharusnya dilakukan pada Juli-Agustus 2024, akibat gangguan pada Pusat Data Nasional yang diretas pada Juni 2024 dan baru pulih pada September 2024.

Vanda menyayangkan adanya oknum yang sengaja merekam dan memviralkan penyaluran dana PIP untuk kepentingan pribadi.

Ia menegaskan tidak pernah mengarahkan tim atau relawan untuk menekan penerima bantuan agar memilih calon tertentu dalam pilkada.

“Saya selalu menekankan kepada tim bahwa masyarakat harus memilih sesuai hati nurani.

Tindakan oknum ini sangat disayangkan karena menciptakan persepsi keliru di masyarakat,” sesalnya.

Vanda menutup pernyataannya dengan mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar dan tetap menjaga suasana kondusif menjelang pilkada.

[**/ARP]