TOMOHON- Kerja keras Tim Kampanye Daerah (TKD) untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Pragib) di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, telah melalui berbagai tantangan.
Meski meraih kemenangan dengan 51.374 suara atau 74,24 persen dari total suara sah sebanyak 69.199, perjalanan tim ini tidak mudah.
Menurut Dewan Pengarah TKD Pragib Tomohon Sonny Lapian, perjuangan mereka menghadapi tekanan politik dan isu pemecatan bagi para Tenaga Harian Lepas (THL), Pala, dan Linmas yang mendukung pasangan ini.
Beberapa warga Tomohon, khususnya para THL dan perangkat lingkungan yang secara terang-terangan mendukung Pragib, dikabarkan mengalami pemecatan oleh Pemerintah Kota Tomohon.
Bahkan dari informasi menyebutkan, Pemerintah Tomohon di bawah kepemimpinan Wali Kota Caroll Senduk, yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Tomohon, diduga menjadi aktor di balik pemecatan ini.
Ironisnya, Ketua TKD Pragib Tomohon, Sendy G.A. Rumajar, justru kabarnya menjalin kwalisi dengan PDIP, yang saat Pilpres berusaha memenangkan Ganjar-Mahfud di Kota Tomohon.
Langkah ini memicu kekecewaan dari berbagai pihak, termasuk dari pendukung Prabowo Gibran di Tomohon.
“Saya salah satu pendukung Prabowo Gibran yang merasa dikhianati oleh Ketua TKD Pragib Tomohon, Sendy G.A. Rumajar.
Seharusnya kebersamaan dalam KIM ini tetap dijaga, tapi sekarang malah terpecah,” ungkap Lapian, salah satu simpatisan Pragib.
Akibat perpecahan ini, PAN Tomohon mengambil sikap tegas dengan menarik dukungannya dari KIM dan memilih untuk mendukung pasangan independen Wenny Lumentut dan Michael Mait pada Pilkada Tomohon 2024,” ujar Ketua DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Tomohon Sonny Lapian,” Senin (26/8/2024).
Koalisi Indonesia Maju (KIM) awalnya merupakan gabungan 10 partai politik besar, termasuk Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, dan beberapa partai lainnya.
Koalisi ini dibentuk untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.
[**/ARP]