KOTA TOMOHON saat ini menghadapi tantangan serius dalam hal pembangunan dan pemerintahan.

Banyak proyek pembangunan yang dilakukan hanya untuk keuntungan pribadi dan lingkaran keluarga penguasa, tanpa memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

Keadaan ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemimpin yang akan datang.

Banyak proyek yang dijalankan saat ini terbukti mubazir dan tidak memberikan efek positif bagi masyarakat.

Kegiatan seremonial yang hanya untuk kepentingan politik penguasa semakin memperlihatkan ketidakpedulian terhadap kebutuhan rakyat.

Dalam tiga tahun terakhir, kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada kesejahteraan masyarakat Tomohon.

Arogansi keluarga penguasa dan pejabat saat ini menjadi perhatian serius.

Banyak tenaga kontrak, kepala lingkungan, dan aparat pemerintah diberhentikan karena tidak sejalan dengan penguasa, padahal dana yang digunakan berasal dari rakyat.

Egoisme istri penguasa yang ingin mengatur sepenuhnya roda pemerintahan semakin memperburuk keadaan.

Kepemimpinan yang didominasi oleh kepentingan pribadi dan keluarga telah mencatat sejarah buruk bagi kota Tomohon. Situasi ini memaksa masyarakat untuk melawan sikap arogan dan egois penguasa saat ini.

Pilkada yang semakin dekat menjadi momentum penting untuk perubahan di kota Tomohon.

Tomohon membutuhkan pemimpin yang tegas, berani mengambil keputusan demi kepentingan masyarakat, dan dekat dengan rakyat.

Sudah saatnya masyarakat menyerukan perubahan dan menghentikan penguasa yang hanya memperkaya diri sendiri dan golongannya.

[**/RED]